Show simple item record

dc.contributor.advisorMarse, M. Tamsur
dc.contributor.authorPrabawa, Florentinus Esti
dc.date.accessioned2024-02-13T03:13:16Z
dc.date.available2024-02-13T03:13:16Z
dc.date.issued1989
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/138391
dc.description.abstractKajian pokok dalam praktek lapang ini adalah tingkat kemampuan kelompok tani dan faktor-faktor penentu sosial dalam pembinaan kelompok tani. Praktek lapang ini merupa- kan studi kasus di dua WKBPP yaitu WKBPP Sewon dan WKBPP Pajangan, Kabupaten Bantul. Untuk itu digunakan wawancara langsung terhadap responden sebanyak 72 orang. Penarikan contoh dilakukan secara acak bertingkat terhadap petani anggota kelompok tani. Pengolahan data dilakukan dalam bentuk tabulasi dengan menggunakan persentase skor. Sedangkan faktor penentu sosial ditentukan dengan mengambil empat masalah yang memperlihatkan persentase skor terkecil. Hasil penelitian menunjukkan panwa sebagian besar ke- lompok tani menduduki kelas madya, kecuali kelompok Siluk II termasuk kelompok lanjut. Hal ini berarti periu adanya pembinaan lebih lanjut, terutama dalam hal kemampuan kerja- sama, kemampuan pemupukan modal, kemampuan menaati perjanjian, pengembangan kader, hubungan melembaga dengan KUD dan produktivitas usahatani. Sedangkan hasil identifikasi faktor-faktor penentu sosial menunjukkan bahwa faktor-faktor penentu sosial teratas yang berlaku di Kabupaten Bantul dan merupakan prioritas utama untuk segera dilakukan pemecahan masalahnya yaitu: 1. Kreativitas anggota, dimana jumlah anggota yang aktif mengemukakan pendapat dan masalah, baik dalam penyu- sunan rencana kerja, dalam pertemuan kelompok dengan PPL maupun dalam rapat anggota masih rendah (kurang dari 20 persen jumlah anggota). 2. Pengelolaan kelompok, dimana peralatan yang dimiliki kelompok pun belum lengkap dan belum cukup untuk seluruh anggota. 3. Proses pembentukan kelompok, dimana belum semua kelom- pok tani dibentuk berdasarkan inisiatif calon anggota, tetapi ada pula yang dibentuk dari "atas" oleh PPL dan Pamong Desa. Sedangkan jumlah petanı yang maju relatif sedikit dibanding petani biasa. 4. Daya serap informasi, dimana frekuensi kegiatan pengu- rus dalam mencari/mendapatkan informasi masih rendah (1-3 kali dalam satu musim) dan informasi yang didapat jarang diolah lebih dahulu…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcIdentifikasi faktorid
dc.subject.ddcfaktor penentu sosial (Social Inpack Point) dalam pembinaan kelompok tani di kabupaten daerah tingkat II bantul daerah istimewa Yogyakartaid
dc.titleIdentifikasi faktor-faktor penentu sosial (Social Inpack Point) dalam pembinaan kelompok tani di kabupaten daerah tingkat II bantul daerah istimewa Yogyakartaid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record