dc.description.abstract | Persilangan (crossbreeding) merupakan salah satu metode dalam bidang
pemuliaan ternak yang dilkakukan untuk memperoleh kombinasi gen-gen yang
menguntungkan sehingga dapat menghasilkan bibit atau bangsa baru dengan
kemampuan produktivitas tinggi. Sapi Bali sebagai sapi asli Indonesia, tersebar hampir di
seluruh Indonesia dengan jumlah populasi 27% dari total populasi sapi di Indonesia. Di
sisi lain, pemanfaatan SDG ternak sapi Bali masih belum optimal, sehingga perlu
ditingkatkan produktivitasnya melalui persilangan dengan sapi Wagyu untuk
menghasilkan daging berkualitas (premium). Sejak tahun 2019, melalui program
SIKOMANDAN Kementrian Pertanian, program persilangan sapi Bali dengan sapi Wagyu
telah dilakukan khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan saat ini telah lahir hasil
silangan F1 (Bali 50%:Wagyu 50%) di masyarakat. Dalam konteks pemanfaatannya
secara berkelanjutan, program persilangan sapi Bali dan sapi Wagyu harus dirancang
secara komprehensif untuk menghasilkan bibit atau bangsa baru sapi potong penghasil
daging premium, dan jika tidak dirancang dengan baik akan berdampak pada
tercemarnya mutu genetik ternak yang ada khususnya sapi Bali. Oleh karena itu, jangka
panjang program persilangan ini harus dilakukan dan dirancang untuk menghasilkan bibit
atau bangsa sapi potong penghasil daging premium yang sampai saat ini belum pernah
kita hasilkan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan yaitu (1) mendapatkan data dasar
sifat produksi (pertumbuhan), kualitas daging dan sifat reproduksi pada sapi silangan Bali
dan Wagyu (2) mendapatkan data genetik gen-gen penentu kualitas daging pada sapi
silangan (Bali x Wagyu) dan (3) mendapatkan model persilangan terbaik yang akan
digunakan sebagai salah satu metode untuk menghasilkan calon bibit atau bangsa baru
sapi silangan (Bali x Wagyu) di Indonesia. Penelitian akan dilaksanakan selama 3 (tiga)
tahun dengan tempat penelitian di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT). Persilangan (cross-breeding) dilakukan dengan IB semen sapi
Wagyu terhadap sapi Bali. Penentuan kualitas daging sapi silangan (Bali-Wagyu)
dilakukan dengan citra ultrasound. Kajian genetik gen-gen pengontrol sifat kualitas
daging dilakukan dengan analisis genom (DNA) melalui teknik PCR dan sekuensing.
Luaran yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah (1) sebagai acuan dalam strategi
program silangan (Bali-Wagyu) di Indonesia, (2) informasi dasar data fenotipik
(pertumbuhan, kualitas daging) dan genetik gen-gen penentu kualitas daging, (3) hasil
penelitian ini akan diterbitkan di jurnal nasional ilmiah nasional dan internasional, (4)
menghasilkan jejaring kerjasama nasional, (5) dapat diaplikasikan bagi peternak dan
industri peternakan, (6) hasil penelitian berpotensi diajukan untuk kekayaan intelektual
atau paten, dan (7) dalam jangka panjang, menghasilkan bibit bangsa baru sapi
pedaging penghasil daging premium Indonesia”. Adapun Tingkat Kesiapterapan
Teknologi (TKT) dalam penelitian ini adalah skala 4-6 yaitu dari pelaksanaan penelitian
ditingkat laboratorium lapang terbatas (mitra) dan pada akhirnya akan dilanjutkan atau
diadopsi untuk diproduksi masal. | |