Peningkatan Ketersediaan dan Komersialisasi 10 Varietas Unggul dan Benih Bermutu Cabai dengan Produktivitas 150% Rata-rata Nasional
View/ Open
Date
2023-12-15Author
Maharijaya, Awang
Syukur, Muhamad
Sobir
Ritonga, Arya Widura
Suhartanto, M. Rahmad
Gunawan, Endang
Harti, Heri
Darma, Kusuma
Istiqlal, M. Ridha Alfarabi
Metadata
Show full item recordAbstract
Cabai merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia dan salah satu komoditas
perdagangan internasional dalam bentuk segar maupun kering sebagai olahan. Cabai memiliki
pengaruh besar terhadap dinamika perekonomian nasional karena harga berfluktuasi cukup
besar sehingga memengaruhi inflasi. Andil inflasi disumbangkan oleh komoditi cabai rawit
sebesar 0,02% menurut Bank Indonesia tahun 2020. Inflasi yang disumbang oleh cabai
disebabkan ketersediaan cabai yang tidak merata sepanjang tahun seriring dengan musim.
Dengan kata lain permasalahan utama produksi cabai ini adalah ketidaksesuaian sebaran
waktu, tempat, jumlah produksi dan konsumsi bulanan, kurangnya lahan subur dan sesuai, serta
anomali cuaca akibat perubahan iklim global.
Anomali iklim membawa konsekuensi terhadap perubahan pola penyediaan bibit,
budidaya, pengolahan hingga rantai pasokan sehingga menyebabkan produksi dan harga yang
sangat fluktuatif. Produksi cabai sendiri dihadapkan pada berbagai jenis tantangan. Sebagai
contoh, produksi cabai di Indonesia relatif terkendala dengan berbagai cekaman misalnya
genangan, kekeringan, kemasaman tanah, intensitas cahaya rendah dan lain-lain. Untuk
mengatasi masalah tersebut diperlukan varietas cabai yang mampu berproduksi di lahan yang
kurang optimal akibat stress seperti cabai tahan kekeringan, cabai tahan hama penyakit
dipandang lebih tepat karena dapat menekan biaya produksi dan relatif lebih aman bagi
lingkungan. Untuk menghasilan varietas baru yang memiliki ketahanan tersebut, program
pemuliaan tanaman cabai perlu dilakukan. Sebagaian besar varietas cabai saat ini merupakan
introduksi dari luar negeri sehingga memiliki daya adaptasi yang rendah, terutama
ketahanannya terhadap penyakit penting di Indonesia. Indonesia harus mampu meningkatkan
produktivitas dan produksi cabai berbasis sumber daya lokal. Salah satu prasyarat untuk
mencapai hal tersebut adalah merakit varietas unggul yang adaptif, produktif, toleran terhadap
cekaman lingkungan abiotik, dan resisten terhadap hama/ penyakit secara berkelanjutan dengan
kualitas buah yang prima dan sesuai selera pasar.
Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT), Institut Pertanian Bogor secara konsisten
telah menghasilkan beberapa varietas unggul cabai yang memiliki produksi tinggi melalui
serangkaian penelitian, termasuk Prioritas Riset Nasional (PRN) tahun 2020-2021. Varietasvarietas tersebut berdasarkan uji keunggulan dan pengujian pada skala luas di lingkungan
sebenarnya memiliki keunggulan di antaranya produktivias tinggi dan memiliki karakterkarakter yang lebih adaptif di berbagai agroklimat di Indonesia. Selain ketersediaan varietas,
ketersediaan benih bermutu dari varietas tersebut merupakan tantangan yang harus dipecahkan.
Varietas unggul perlu dikomersialisasikan karena sudah terbukti unggul di lapangan. Dengan
tersedianya benih unggul bermutu melalui proses produksi yang benar dan bersertifikat ini akan
meningkatkan produktivitas cabai sehingga akan mendukung stabilitas produksi cabai dan
mensejahterakan petani di Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan ketersediaan benih dan varietas cabai
bermutu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani cabai Indonesia. Tujuan
khusus dari penelitian ini adalah meningkatkan ketersedian benih bermutu dengan
produktivitas 150% dari rata-rata nasional melalui pengembangan perakitan varietas unggul,
produksi benih bermutu dengan menggunakan teknologi budidaya cabai, serta diseminasi dan
komersialisasi melalui percontohan (demfarm) dan pendampingan di lapangan. Penelitian ini
diajukan sebagai kelanjutan dari beberapa kegiatan di PRN 2020-2021 yang telah berhasil
melakukan pelepasan vaietas cabai unggul dan telah menghasilkan demfarm seluas 10 ha di
tiga provinsi sentra produksi cabai pada kegiatan PRN sebelumnya. Penelitian ini merupakan
penelitian terintegerasi yang diketuai oleh Dr. Awang Maharijaya yang memiliki rekam jejak
dan kompetensi yang baik di bidangnya. Telah banyak penelitian yang dilakukan oleh Dr.
Awang Maharijaya untuk komoditas hortikultura, khususnya pada komoditas cabai. Selain itu,
Dr. Awang Maharijaya merupakan Koordinator PRN Cabai tahun 2020-2021. Kegiatan pada
RIIM sendiri direncanakan dalam jangka waktu tiga tahun yaitu 2022 – 2024. Agar kegiatan
RIIM dapat berjalan secara sistematik dan berkelanjutan, telah ditetapkan peta jalan/roadmap
kegiatan yang menggambarkan secara sekuensial proses kegiatan yang dilakukan, produk
antara yang akan dihasilkan, dan hasil akhir yang akan dicapai. Luaran yang akan dicapai pada
penelitian ini adalah varietas cabai unggul dan benih bermutu. Pendanaan yang diusulkan pada
penelitian ini adalah sebesar Rp1.005.000.000 untuk tahun pertama dengan nilai kontribusi
mitra sebesar Rp 101.000.000 dalam bentuk in kind maupun cash.
Sampai awal Juni 2023, telah diperoleh SK Pelepasan untuk 4 varietas cabai dan 1
varietas masih menunggu proses SK Pelepasan. Produksi benih telah dilaksanakan di Bogor
dan Blitar, menghasilkan 55,5 kg benih cabai rawit frutescense dan masih dalam bentuk buah
cabai segar sebanyak 70 kg yang siap diproses untuk menghasilkan benih sebanyak 7 kg benih.
Pelaksanaan Demfarm di Garut (Jawa Barat), Temanggung (Jawa Tengah) dan Blitar (Jawa
Timur) dengan total luasan 2 ha.
Collections
- Research Report [232]