Pengembangan Sistem Kontrol Cerdas Berbasis Internet Of Things Untuk Peningkatan Produktivitas dan Mutu Purwoceng sebagai Bahan Baku Industri Jamu
View/ Open
Date
2023-12-15Author
Suhardianto, Herry
Batubara, Irmanida
Solahudin, Mohamad
Widodo, Slamet
Sumarniֿ, Eni
Rohaetiֿ, Eti
Metadata
Show full item recordAbstract
Untuk mempercepat pencapaian visi Indonesia menjadi negara dengan ekonomi 10
besar di dunia, Indonesia mengimplementasikan Revolusi Industri 4.0. Riset ini
mengambil fokus pada bidang makanan dan minuman, yaitu untuk mendorong
peningkatan produktivitas sektor hulu. Sistem kontrol cerdas yang merupakan sistem
kontrol umpan balik yang dapat diterapkan di greenhouse dan plant factory perlu
dikembangkan untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri. Pengendalian
melibatkan bagian sensor, pengolahan dan analisis data, kontaktor dan manajemen
database berbasis internet yang berjalan otomatis sehingga menghasilkan produktivitas
dan mutu panen yang optimum. Sistem kontrol otomatik berbasis Wireless Sensor
Network (WSN) sudah dikembangkan namun hanya terbatas pada satu framework saja
greenhouse atau plant factory.
Purwoceng (Pimpinella pruatjan) adalah salah satu jenis tanaman hortikultura dari
keluarga Apiaceae, terdaftar sebagai tanaman obat dan masuk dalam 5 tanaman obat
potensial selain kunyit, temulawak, kencur dan jahe. Tanaman ini bersifat endemik,
hampir punah (endangered species), hanya tumbuh di Dataran Tinggi Dieng,
Banjarnegara, Jawa Tengah dan mirip dengan gingseng. Purwoceng berkhasiat
meningkatkan hormon testosteron dan estrogen, mengatasi infeksi jamur, melancarkan
peredaran darah, menjaga fungsi saluran kemih, sebagai vitamin E dan obat anti masuk
angin. Permintaan purwoceng sebagai bahan baku obat dan jamu di Indonesia masih
tinggi antara 400-800 kg/bulan, namun produksi petani Dieng baru mencapai 40-50 kg.
Kondisi ini disebabkan budidaya purwoceng yang masih terbatas dan panjangnya siklus
hidup (8-12 bulan). Serapan purwoceng di industri farmasi tahun 2002 hanya mampu
mencapai 0,002% dari 3,93 ton total kebutuhan domestik, sehingga menyebabkan impor
bahan baku obat dan jamu mencapai 95 % dari total kebutuhan industri. Impor tersebut
termasuk ginseng yang diimpor dari Korea Selatan.
Kajian terhadap pengembangan sistem kontrol berbasis WSN dan potensi budidaya
purwoceng di luar Dieng sudah dilakukan sejak tahun 2017-2019 melalui hibah dan
biaya mandiri, diantaranya: 1) monitoring pertumbuhan guava menggunakan sistem
kontrol berbasis IoT, 2) monitoring dan optimasi siklus hidup tanaman di plant factory,
3) kajian ketersediaan bahan kimia dan bobot panen purwoceng, kajian sensitivitas air
dan pencahayaan greenhouse untuk budidaya purwoceng, 4) kajian teknologi
greenhouse di wilayah tropika basah dan penerapan sistem zone cooling. Namun kajian
pemanfaatan sistem kontrol cerdas untuk optimalisasi budidaya purwoceng belum
dilakukan. Penelitian ini diusulkan sebagai kelanjutan dan integrasi dari penelitianpenelitian tersebut ke tahap pengembangan sistem kontrol cerdas yang berbasis Internet
of Things di lingkungan terkendali di luar Dieng untuk menghasilkan purwoceng
dengan mutu dan produktivitas yang optimum sebagai bahan baku industri jamu.
Penelitian ini dirancang untuk dapat diselesaikan dalam waktu tiga tahun dan
diharapkan dapat menghasilkan sistem kontrol cerdas berbasis Internet of Things untuk
peningkatan produktivitas dan mutu purwoceng sebagai bahan baku industri jamu.
Penerapan dari sistem kontrol tersebut dalam budidaya purwoceng akan meningkatkan
ketersediaan purwoceng sebagai bahan baku industri jamu sehingga diharapkan dapat
ikut berperan mengurangi impor bahan baku industri jamu.
Collections
- Research Report [232]