Pengembangan untuk Hilirisasi Rompi Anti Peluru Berbahan Biomass Tandan Sawit
Abstract
Indonesia merupakan produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia dan TKKS adalah biomass yang terus
meningkat linier seiring dengan produksi CPO.1 TKKS non treatment mengandung alfa selulosa36% yang dapat
direkayasa menjadi lebih tinggi12 Indonesia merupakan negara yang mempunyai strategi untuk mempertahankan
diri terhadap ancaman musuh. Kebijakan industri Hankam telah merumuskan strategi di bidang industri
pertahanan melalui riset yang sampai pada scale-up industri untuk kemandirian nasional.2,3,4.
Hasil akhir pelaksanaan penelitian tahun ke-2 dari 2 tahun adalah telah dilakukan perbanyakan serat panjang
TKKS pada ukuran 30 - 40 cm pada kapasitas 2,1 ton (rendemen 30% dari 7 ton bahan baku). TKKS didatangkan
dari PT Perkebunan Nusantara 8 Kabupaten Bogor dengan berat 7 ton yang kemudian diproses menggunakan
metode retting, fermentasi alami, pencucian dan pengeringan5,6,7,8. Selanjutnya telah dihasilkan pula perbanyakan
benang pilin dengan ukuran homogen diameter 1 mm sebagai bahan baku kain anti peluru yang di susun bersama-
sama dengan benang kevlar (rendemen 20% dari bahan baku). Kain anti peluru dengan orientasi horisontal
menggunakan benang sawit dan arah vertikal menggunakan benang kevlar. Ukuran kain pada uji tembak 30 cm
x 30 cm yang diproses menggunakan sistem tenun ATBM. Komposit sandwich disusun berdasarkan optimasi
variasi susunan pada penelitian tahun ke-1 dengan hasil pengujian uji mekanik pada sample test piece (tensile
strength, izod impact strength, elongation at break) berdasarkan ASTM.
Uji balistik atau tembak pada sampel sheet persegi menggunakan pistol Glock dengan peluru MU-1TJ (kaliber 9)
pada jarak tembak 2, 3, 5, 10, 25, 30 meter. Pengujian tembak dilakukan di lapangan tembak KOSTRAD Depok
Jawa Barat. Analisa gerak menggunakan sistem kinematika pada lintasan lurus dengan konsep gerak lurus
beraturan dan gerak lurus berubah beraturan, sementara itu konsep dinamika sesuai dengan Hukum Newton 1, 2,
3, energi dan momentum10. Peluru memiliki berat 124 grains, dengan kecepatan awal 380 m/s pada waktu 0,07
detik dan tekanan 2.600 kg/cm2
. Sampel yang digunakan adalah sistem komposit sandwich adalah 16 lapis dengan
ketebalan 3 cm berselang-seling dengan kain kevlar. Berat total satu sisi bagian dada depan manusia adalah 1,15
kg. Dimensi dan bentuk rompi anti peluru menyesuaikan dengan model TNI. Hasil tumbukan menunjukkan tidak
tembus dan jejak yang ditinggalkan setelah tumbukan dalam bentuk lingkaran menjorok kedalam menyerupai
kerucut sejauh maksimum 3 mm (Tabel 1). Hal ini menunjukkan analisa yang bagus dan positif pada sistem
komposit yaitu memiliki kemampuan serapan energi pada sistem kinematika dan dinamika. Penggabungan lapisan
komposit hingga ketebalan 3,0 cm dapat menambah kekuatan momentum sistem pada uji balistik11. Tabel 1
menunjukkan bahwa peluru bersarang dipermukaan dengan s terjauh = 3 mm (jarak tembak 2 m). Rompi anti
peluru memiliki jumlah gaya hambat rata-rata naik seiring dengan meningkatnya jarak tempuh peluru setelah
tumbukan (Tabel 2 - 7), percepatan konstan 90 x 106 m/s, kecepatan dan energi kinetik yang menurun hingga
peluru diam terhenti di permukaan. ...
Collections
- Research Report [232]