| dc.description.abstract | Hutan sebagai salah satu penghasil oksigen dengan komponen-komponennya berupa pohon, semak, herba dan la- pisan penutup tanah, akan mampu memproduksi oksigen da- lam jumlah besar melalui proses fotosintesis.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menentukan luas hutan kota untuk penyediaan oksigen di Kotamadya Bandung.
Pola penelitian yang digunakan untuk menentukan luas hutan kota dalam memenuhi kebutuhan oksigen adalah mengikuti pendekatan penggunaan oksigen oleh penduduk dan kendaraan bermotor yang dikemukan Kunto (1986) serta dilakukan perbandingan dengan pendekatan Gerakis (1974) yang dimodifikasi oleh Wisesa (1988) dan standar ke butuhan ruang terbuka hijau kota DKI Jakarta.
Dari hasil perhitungan, jumlah kebutuhan oksigen di Kotamadya Bandung tahun 1988 sebesar 2,5 juta kg/jam. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka Kunto menaksir kebutuhan luas hutan kota seluas 128 932,10 ha sedang - kan taksiran Gerakis seluas 5 093,61 ha dan berdasar kan standar unit lingkungan kebutuhan ruang terbuka hi- jau dibutuhkan 1 122,60 ha dari luas Kotamadya Bandung 8 098 ha.
Pada tahun 2005 dengan luas wilayah 17 200 ha, Kunto menaksir luas hutan kota yang dibutuhkan seluas 363 447,63 hektar dan 14 358,43 hektar menurut Gerakis serta 2 533,25 hektar menurut standar RTH DKI Jakarta.
Pendekatan Kunto sulit untuk diterapkan karena taksirannya melebihi luas wilayah administrasi. Adapun pendekatan Ge- rakis walaupun taksirannya dibawah luas wilayah admini strasi namun mempunyai tingkat persentase penggunaan lahan yang tinggi yaitu 83,48 persen pada tahun 2005…dst | id |