Show simple item record

dc.contributor.advisorToelihere, Mozes R
dc.contributor.authorDirja, Mohammad Isya
dc.date.accessioned2024-02-07T02:59:55Z
dc.date.available2024-02-07T02:59:55Z
dc.date.issued1982
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137843
dc.description.abstractSiklus berahi pada sapi terdiri atas 4 fase yaitu proestrus, estrus, metestrus dan diestrus. Lama siklus berahi pada sapi rata-rata 21 hari dan lama estrus rata- rata 17 jam dengan kejadian ovulasi 12 jam setelah akhir estrus. Corpus luteum terbentuk karena rangsangan LH. Pertumbuhannya mencapai maksimal pada hari ke 8 setelah ovu lasi dan tetap bertahan sampai hari ke 18. Fungsi CL dipelihara oleh ITH untuk tetap menghasilkan progesteron. Bila tidak terjadi kebuntingan, prostaglandin yang diha- silkan uterus akan meregresikan CL dan bila terjadi kebuntingan CL tetap bertahan hingga proses kelahiran ber- langsung. Sista ovari dan korpus luteum persisten (CLP) ter- masuk kelainan-kelainan CLyang sering terjadi pada sapi di Indonesia dan merupakan kasus penyakit reproduksi ter banyak. Sista ovari ditandai oleh sista folikel, sista lute al dan sista corpora lutea. Sebab dasar dari kondisikon disi tersebut adalah kegagalan hipofisa dalam melepaskan jumlah LH yang cukup untuk menyebabkan ovulasi dan pengembangan CL. Corpus luteum persisten timbul karena terdapat ..dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcKelainanid
dc.subject.ddckelainan corpus luteum sebagai penyebab kegagalan reproduksi pada ternak sapi dan cara penanggulangannyaid
dc.titleKelainan-kelainan corpus luteum sebagai penyebab kegagalan reproduksi pada ternak sapi dan cara penanggulangannyaid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record