Show simple item record

dc.contributor.advisorSuroso, Arif Imam
dc.contributor.advisorDjohar, Setiadi
dc.contributor.authorMuhammad, Fadhil
dc.date.accessioned2024-02-06T04:08:59Z
dc.date.available2024-02-06T04:08:59Z
dc.date.issued2024-01-31
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137706
dc.description.abstractQRIS sebagai metode pembayaran melalui QR code muncul sebagai salah satu produk inisiasi pelakasanaan blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (SPI). Tujuan penggunaan QRIS ini adalah untuk memperluas akseptasi pembayaran non tunai secara efisien yang memfokuskan pada fungsi-fungsi ekonomi tradisional yang bersifat masal (seperti pasar tradisional dan UMKM). Inisiatif pelaksanaan SPI ini diharapkan dapat membuka akses terhadap 91,3 juta populasi unbanked di Indonesia dan 62,9 juta UMKM di sektor keuangan formal secara berkelanjutan (BI 2019). Selain masih besarnya populasi unbanked dan potensi UMKM yang masih belum tersentuh layanan digital, potensi lain yang masih bisa dikembangkan adalah penggunaan QRIS dalam memfasilitasi seluruh aktifitas transaksi UE. Untuk saat ini volume transaksi QRIS hanya 10% dari total transaksi UE yang dilakukan di Indonesia yaitu sebesar 173,19 juta kali transaksi. Potensi tersebut masih bisa terus dikembangkan apabila perkembangan fungsi QRIS dapat sejalan dengan kebutuhan Masyarakat. Sebagai salah satu program nasional dalam meningkatkan tingkat inklusi keuangan digital, QRIS diharapkan tidak hanya memberikan manfaat kepada pengguna sistem pembayaran non tunai existing, tapi juga bisa meningkatkan pengguna baru dikalangan Masyarakat, baik dari UMKM sebagai pelaku bisnis maupun Masyarakat unbanked sebagai konsumen. Penelitian ini menganalisis berbagai factor yang memengaruhi bagaimana pembentukan perilaku dan perilaku penggunaan QRIS di Masyarakat dengan pendekatan UTAUT2 (variabel penerimaan) dan IRT (sebagai variabel penolakan). Penelitian ini melibatkan 318 responden pengguna QRIS yang memenuhi kriteria yaitu pengguna QRIS dalam 6 bulan terakir yang berdomisili di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta dengan menggunakan dengan menggunakan Teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan secara online melalui google form. Analisis pada penelitian ini menggunakan Partial Least Square Equation Modelling (PLS-SEM). Hasil yang diperoleh mengindikasikan bahwa variabel habit, hedonic motivation memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap behavioral intention, sedangkan usage barrier memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap behavioral intention, selanjutnya Variabel habit dan facilitating condition memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap use behaviour.id
dc.description.abstractQRIS as a payment method through QR code emerges as one of the products initiated by the implementation of the Indonesian Payment System (SPI) blueprint. The goal of using QRIS is to expand the acceptance of non-cash payments efficiently, focusing on mass-scale traditional economic functions (such as traditional markets and MSMEs). The implementation of the SPI initiative is expected to provide access to 91.3 million unbanked populations in Indonesia and 62.9 million MSMEs in the formal financial sector sustainably (BI 2019). Besides the large unbanked population and the potential of MSMEs that have not yet been touched by digital services, another potential that can still be developed is the use of QRIS to facilitate all UE transaction activities. Currently, the transaction volume of QRIS is only 10% of the total UE transactions in Indonesia, which is 173.19 million transactions. This potential can continue to be developed if the development of QRIS functions aligns with the needs of the community. As one of the national programs to increase the level of digital financial inclusion, QRIS is expected not only to benefit existing non-cash payment system users but also to increase new users among the community, both from MSMEs as business actors and unbanked communities as consumers. This study analyzes various factors that influence the formation of attitudes and the use of QRIS in the community using the UTAUT2 approach (acceptance variables) and IRT (as a rejection variable). This study involves 318 QRIS users who meet the criteria, namely users in the last 6 months residing in Jakarta, West Java, East Java, Central Java, Yogyakarta, using purposive sampling technique. Data were collected through questionnaires distributed online via Google Form. The analysis in this study uses Partial Least Square Equation Modeling (PLS-SEM). The results obtained indicate that habit and hedonic motivation variables have a significant positive effect on behavioral intention, while usage barrier has a significant negatif effect on behavioral intention. Furthermore, the habit and facilitating condition variables have a significant positive effect on use behaviorid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggunaan QRIS dalam Transaksi Digitalid
dc.title.alternativeAnalysis of Factors Influencing the Use of QRIS in Digital Transactionsid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordDigital Transactionid
dc.subject.keywordIRT,id
dc.subject.keywordQRISid
dc.subject.keywordechnology Acceptanceid
dc.subject.keywordUTAUT 2id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record