Kinerja Produksi dan Usaha Budidaya Kepiting Soka Sistem Apartemen dengan Berbagai Teknik Aklimatisasi
Abstract
Budidaya kepiting soka dalam boks apartemen dengan recirculated
aquaculture system (RAS) masih menggunakan benih hasil tangkapan alam.
Lokasi sumber benih dengan kegiatan budidaya seringkali berjauhan, sehingga
dibutuhkan pengangkutan yang umumnya dilakukan secara kering, yang dapat
menyebabkan kepiting stres. Pascapengangkutan kepiting membutuhkan
aklimatisasi sebelum ditebar ke boks apartemen namun informasi mengenai teknik
aklimatisasinya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan menganalisis respons
fisiologis, tingkah laku, kinerja produksi dan usaha budidaya kepiting soka sistem
apartemen dengan berbagai teknik aklimatisasi. Penelitian ini menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan, yaitu
perendaman dan aerasi 60 menit (P1), pencipratan 60 menit (P2), serta
pencipratan 30 menit dan perendaman 30 menit (P3). Benih kepiting bakau
(Scylla serrata) yang digunakan sebanyak 120 ekor berukuran 40-80 g dan
dipelihara selama 30 hari dalam boks apartemen RAS. Kepiting diberi pakan ikan
selar kuning satu kali sehari (17.00) secara restrictred (5% dari bobot). Kualitas
air dijaga melalui penyifonan sisa pakan dan feses. Paramater penelitian yaitu
glukosa hemolim, tingkah laku, tingkat kelangsungan hidup (TKH), laju
pertumbuhan mutlak bobot (LPMBb), persentase molting, rasio konversi pakan
(RKP), revenue/cost (R/C) dan break event poin (BEP). Perbedaan teknik
aklimatisasi tidak berpengaruh terhadap TKH dan LPMBb. Persentase molting
dan RKP terbaik diperoleh pada P1 dan P3. Respons fisiologis dan tingkah laku
terbaik terdapat pada P3. Kinerja usaha pada semua perlakuan mengalami
kerugian dengan R/C <1 dan produksi belum mencapai BEP. Farming soft shell crabs in apartment boxes using a recirculated aquaculture
system (RAS) still uses fisheries caught seeds. The location of the seed source and
farm activities are often far apart, so transportation is required which is generally
carried out in dry condition, which can cause stress to the crabs. Post transportation of crabs requires environmental adjustment (acclimatization) before
being stocked in apartment boxes, but information regarding acclimatization
techniques is still limited. This research aims to analyze the physiological
response, behavior, production performance and culture of soft shell crabs in an
apartment system using various acclimatization techniques. This research used a
completely randomized design with three treatments and three replications,
namely 60 minutes of immersion and aeration (P1), 60 minutes of splashing (P2),
and 30 minutes of splashing and 30 minutes of immersion (P3). There were 120
mud crab (Scylla serrata) seed each weighing 40-80 g were reared for 30 days in
the RAS apartment boxes. The crabs were given yellow trevally fish once a day
(17.00) on a restricted basis (5% of weight). Water quality is maintained through
siphoning of leftover feed and feces. The research parameters are hemolytic
glucose, behavior, survival rate (SR), absolute weight growth rate, molting
percentage, feed conversion ratio (FCR), revenue/cost (R/C) and break event
points (BEP). Differences in acclimatization techniques have no effect on SR and
absolute weight growth rate. The best molting percentage and FCR were obtained
at P1 and P3. The best physiological and behavioral responses are found in P3.
Business performance in all treatments experienced losses with R/C <1 and
production had not reached BEP.
Collections
- UT - Aquaculture [1988]