Proses produksi dan pengendalian mutu kayu lapis di PT. Tanjung Johor Wood Industry
View/ Open
Date
2006Author
Trilaksono, Irfan Wijaya
Padlinurjaji, Iding M.
Metadata
Show full item recordAbstract
PT. Tanjung Johor Wood Industry adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang pembuatan kayu lapis yang memiliki 2803 orang karyawan/ti. Proses produksi kayu lapis dimulai dari penyiapan bahan hingga pemasaran, yang mana kegiatan-kegiatan tersebut meliputi pengadaan bahan baku berupa log dari berbagai daerah antara lain Pangkalan Bun (Kal-Teng) dan Kuala Gaung (Riau). Bahan baku ini meliputi jenis kayu meranti, tengkawang, damar hitam, kempas dan kayu campuran. Kebutuhan bahan baku tersebut mencapai 14.000 m³ - - 16.000 m³ per bulan.
Proses produksi kayu lapis secara berurutan dimulai dari pemotongan, pembersihan kulit atau pengupasan kulit, pengupasan log menjadi vinir, pemotongan potongan vinir yang kecil, penggulungan vinir lebar, pengeringan vinir di continuous dryer atau roll dryer, pemotongan menjadi lembaran vinir untuk face/back, penumpukkan vinir, vinir repair, penyusunan vinir/assembly, glue mixer, glue spread, cold press, hot press, sander, double sizer, kemudian kayu lapis masuk ke gudang periksa.
Dalam praktek tugas akhir penulis melaksanakan kegiatan di bidang pengendalian kualitas dengan menggunakan metode peta pengendalian rata-rata, di mana perhitungannya didasarkan pada hasil pengukuran rata-rata. Dari perhitungan tersebut didapat selisih terbesar pada pengukuran diagonal (2.82 mm), sedangkan selisih kedua terbesar (1.6 mm) pada dimensi panjang. Untuk dimensi lebar selisih yang terjadi lebih kecil daripada selisih dimensi panjang (0.88 mm), sedangkan nilai selisih terkecil didapat pada dimensi tebal (0.04 mm). Hasil proses produksi kayu lapis di PT.TJWI secara keseluruhan berada dalam posisi terkendali.
Penggunaan standar mutu ditetapkan oleh pihak pelanggan, hal ini dikarenakan tiap pelanggan yang berasal dari negara yang berbeda memiliki
tingkat kebutuhan penggunaan produk kayu lapis yang berbeda pula. Contohnya, Australia lebih mementingkan persyaratan kekuatan mekanis untuk standar yang digunakan dan tidak mencantumkan persyaratan emisi formaldehid dalam standar Australia/Newzeland (AS/NZS), sedangkan di dalam standar Jepang (JAS) terdapat persyaratan emisi formaldehid pada setiap produk kayu lapis. Standar European) marking.
mutu yang digunakan di PT.TJWI antara lain adalah Australia Standard (AS/NZS), Japanesse Agriculture Standard (JAS), dan CE (Conformity European) Marking.
Collections
- UT - Forestry Products [2327]