Strategi Pengelolaan Perikanan Perairan Darat Berbasis Culture-Based Fisheries dan Freshwater Protected Area di Kabupaten Ogan Komering Ilir
View/ Open
Date
2024-01-30Author
Ma'ruf, Irkhamiawan
Kamal, Mohammad Mukhlis
Satria, Arif
Sulistiono
Metadata
Show full item recordAbstract
Penurunan sumber daya ikan yang terjadi di Kabupaten Ogan Komiring Ilir
(OKI) memengaruhi ekonomi, sosial, dan budaya lokal. Sumber daya ikan
merupakan bagian penting dari identitas, tradisi, dan gizi masyarakat. Penurunan
ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pencemaran, konversi lahan, perubahan
iklim, dan invasi spesies asing seperti kontribusi dari praktik pengelolaan
manajemen perikanan di Kabupaten OKI, yaitu: Lelang Lebak Lebung dan Sungai
(L3S). Sistem L3S memberikan hak eksklusif penangkapan ikan kepada pemenang
lelang, seringkali mengarah pada overfishing dan destructive fishing. Pemahaman
mendalam tentang dinamika perikanan darat di OKI diperlukan dengan
mempertimbangkan aspek ekologis, sosial, dan ekonomi, serta untuk intervensi
yang tepat. Intervensi dilakukan dengan melibatkan berbagai kepentingan dan
aspek, termasuk mempertahankan (dan mengoreksi) sistem lelang, penegakan
aturan penangkapan, dan pemberian hak akses bagi masyarakat. Fitur tersebut
ditemui pada akuakultur dan konservasi. Akuakultur berperan dalam meningkatkan
produksi ikan berkelanjutan, sementara konservasi memastikan keberlanjutan
perikanan darat sambil memenuhi kebutuhan ekonomi dan lingkungan lokal.
Kombinasi akuakultur dan konservasi terdapat pada penerapan Culture-Based
Fisheries (CBF) dan Freshwater Protected Areas (FPA).
Penelitian bertujuan untuk menjelaskan dinamika pengelolaan dan
merumuskan strategi pengelolaan perikanan darat di OKI, yang dilakukan dengan
cara: (1) menganalisis dinamika ekologis dari perikanan darat di Kabupaten OKI;
(2) menganalisis sistem Lelang Lebak Lebung dan Sungai Kabupaten OKI; (3)
mendeskripsikan best practice’s dari Culture-Based Fisheries dan Freshwater
Protected Area; (4) merumuskan strategi pengelolaan perikanan darat di Kabupaten
OKI secara partisipatif. Metode yang digunakan adalah: analisis kualitas air,
analisis kelimpahan dan keanekaragaman, Analisis Komponen Utama (Principal
Component Analysis atau PCA), studi tentang CBF dan FPA menggunakan
Systematic Literature Review, serta MULTIPOL untuk analisis kebijakan
partisipatif. Penelitian secara keseluruhan dilaksanakan selama 39 bulan (Juli 2019
- September 2022) di Kabupaten OKI.
Hasil penelitian tujuan (1), menemukan perbedaan signifikan dalam kualitas
air dan sumber daya ikan tergantung pada musim. Selama musim kemarau, volume
air menurun, mempengaruhi parameter kualitas air seperti suhu, kecerahan, dan pH.
Fluktuasi oksigen terlarut, COD, dan BOD5 menunjukkan kualitas air yang
mendukung kehidupan ikan. Analisis menemukan 31 jenis ikan dalam 14 famili,
dengan kelimpahan dan distribusi yang bervariasi tergantung musim. Analisis
komponen utama (PCA) mengungkap bahwa parameter seperti COD dan BOD5,
yang menunjukkan polusi organik berpengaruh signifikan terhadap kelimpahan
ikan. Hasil penelitian tujuan (2), praktik pengelolaan L3S menunjukkan
kompleksitas tinggi dan sejarah panjang, seringkali memicu overfishing dan
destructive fishing. Ditemukan 20 pemangku kepentingan utama dengan dinamika
interaksi yang kompleks. Konflik, kerjasama, dan hubungan saling melengkapi
antara pemangku kepentingan menunjukkan perlunya pendekatan partisipatif dan
terbuka. Hasil penelitian tujuan (3): studi menunjukkan bahwa kombinasi CBF dan
FPA lebih efektif daripada intervensi tunggal dalam meningkatkan rekrutmen ikan.
Temuan mendukung bahwa CBF dan FPA dapat menjadi strategi utama untuk
meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan perikanan darat, sambil
melestarikan keanekaragaman hayati. Hasil penelitian tujuan (4): Metode
MULTIPOL digunakan untuk menganalisis kebijakan berbasis multikriteria
dengan partisipasi pemangku kepentingan. Dua skenario utama teridentifikasi:
bottom-up, yang menekankan keterlibatan masyarakat, dan top-down, yang
menekankan peran pemerintah. Studi menyarankan integrasi kedua skenario ini
untuk pengelolaan perikanan darat yang lebih berkelanjutan pada kondisi ideal,
namun dapat memilih skenario yang cocok dengan kondisi di masa depan.