Show simple item record

dc.contributor.advisorDrajat Martianto
dc.contributor.authorAries, Muhammad
dc.date.accessioned2024-01-30T06:48:14Z
dc.date.available2024-01-30T06:48:14Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136715
dc.description.abstractPenelitian ini secara umum bertujuan untuk melakukan estimasi besarnya kerugian ekonomi akibat permasalahan KEP yang terjadi pada balita di berbagai provinsi di Indonesia. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah (1). Melakukan estimasi besarnya kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh KEP pada balita pada berbagai kondisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di berbagai provinsi di Indonesia. (2). Melakukan estimasi biaya (melalui program PMT) yang dibutuhkan untuk penanggulangan masalah KEP di Indonesia dan perbandingannya dengan kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat status gizi buruk (KEP) pada balita. Penelitian ini merupakan penelitian non experimental yang bersifat deskriptif dengan menggunakan data sekunder. Penelitian dilaksanakan di Bogor, Jawa Barat sejak bulan Januari sampai bulan Maret 2006. Jenis data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian seluruhnya merupakan data sekunder yang terdiri atas data prevalensi KEP pada balita di berbagai provinsi di Indonesia tahun 2003, data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi- provinsi di Indonesia menurut lapangan Usaha tahun 2000 - 2004, data penduduk menurut provinsi, jenis kelamin dan kelompok umur tahun 2003, data Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan di 45 kota (2002 = 100) dan data anggaran program kesehatan. Data-data tersebut diolah secara manual dengan perangkat lunak komputer microsoft office excel 2003 lalu dianalisis secara deskriptif. Perhitungan nilai potensi ekonomi yang hilang dilakukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Konig (1995) yang diacu dalam Jalal dan Atmojo (1998). Kelemahan rumus perhitungan yang dikemukakan oleh Konig yaitu menghitung bahwa potensi ekonomi pada individu yang mempunyai riwayat KEP hilang 100%. Pada kondisi yang sebenarnya, hal tersebut tidak mungkin terjadi sehingga hasil perhitungan dengan rumus Konig dikoreksi dengan hasil penelitian Ross dan Horton (1998) yang diacu dalam Horton (1999). Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa pada individu yang mempunyai riwayat KEP maka akan kehilangan produkivitas 29%. Asumsi-asumsi dalam penelitian ini adalah semua kondisi normal, tidak terjadi suatu kasus luar biasa (seperti bencana besar dan kekacauan), dan data-data sekunder serta hasil penelitian lain yang dilakukan sebelumnya benar. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dlakukan BPS tahun 2003 menunjukkan bahwa prevalensi gizi buruk (z skor < -3,00 SD) dengan indikator berat badan menurut umur (BB/U) secara nasional tahun 2003 adalah 8.31%. Prevalensi gizi buruk tertinggi terdapat di Provinsi Gorontalo yaitu 21.48% atau sebanyak 19 698 balita dari seluruh balita yang jumlahnya 91 706 balita. Adapun prevalensi gizi buruk terendah terdapat di Provinsi Jambi yaitu sebesar 2.75% atau sebanyak 6 713 balita dari 244 122 balita. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcGiziid
dc.titleEstimasi kerugian ekonomi akibat gizi buruk dan biaya penanggulangannya melalui program pemberian makanan tambahan(PMT) pada balita di berbagai Provinsi di Indonesiaid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record