Show simple item record

dc.contributor.advisorPurwanto, Budi
dc.contributor.authorYulianti, Vini
dc.date.accessioned2024-01-30T06:46:06Z
dc.date.available2024-01-30T06:46:06Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136713
dc.description.abstractDari 42 juta jiwa penduduk Indonesia yang berprofesi sebagai petani, sekitar 80 persen merupakan petani padi dan palawija'. Dengan demikian kebutuhan petani padi dan palawija untuk mendapatkan sarana produksi pertanian yang dapat mendukung hasil panen yang berkualitas harus diperhatikan, antara lain dengan adanya benih padi dan palawija yang bermutu. Menanggapi hal tersebut, pemerintah mendirikan berbagai kelembagaan untuk pengembangan industri benih, salah satunya adalah PT. Sang Hyang Seri (Persero) (PT. SHS). PT. SHS merupakan perintis dan pelopor usaha perbenihan di Indonesia serta satu-satunya BUMN yang mempunyai bisnis inti perbenihan pertanian sehingga dapat dikatakan bahwa PT. SHS merupakan market leader dalam sektor formal industri benih. Sebagai market leader, PT. SHS harus berusaha mempertahankan posisi strategisnya antara lain dengan mempertahankan dan meningkatkan kinerja perusahaan. Nilai kinerja kesehatan PT. SHS terus menurun sejak terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998 dan baru berhasil ditingkatkan pada tahun 2003. Kenaikan harga barang pada saat krisis menyebabkan peningkatan biaya produksi dan biaya usaha perusahaan yang meningkatkan kebutuhan modal serta biaya modal kerja. Dengan daya beli petani yang menurun maka perusahaan dihadapkan kepada pilihan untuk menurunkan harga jual agar dapat tetap mempertahankan penyerapan benih bermutu. Biaya produksi dan biaya usaha yang meningkat disertai penurunan harga jual akan berpengaruh pada laba operasi perusahaan. Sedangkan, peningkatan kebutuhan modal kerja perusahaan didukung oleh tingkat bunga yang tinggi akan berpengaruh pada peningkatan biaya modal yang ditanggung perusahaan terutama karena antisipasi yang dilakukan PT. SHS adalah dengan melakukan hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang dengan bunga (interest bearing liabilities). Implikasi akhir berbagai kondisi di atas berpengaruh pada kinerja dan kondisi kesehatan PT. SHS. Atas dasar hal tersebut, maka perlu dilakukan kajian mengenai hubungan kinerja kesehatan perusahaan dengan laba operasi dan biaya modal perusahaan terutama karena dalam penilaian kinerjanya selama ini PT. SHS belum memperhitungkan laba operasi dan biaya modal. Penyertaan biaya modal dan laba operasi ke dalam penilaian kinerja perusahaan akan mendapatkan nilai perusahaan yang sebenarnya, dimana nilai tersebut telah mampu menangkap pengaruh dari sisi makro serta dapat menjelaskan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan nilai tambah ekonomis bagi para penyedia modalnya. Mengacu pada permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis hubungan antara laba operasi dan biaya modal dengan kinerja kesehatan perusahaan (2) Menganalisis proses penciptaan nilai tambah ekonomis oleh PT. SHS (3) Menganalisis hubungan nilai EVA yang dihasilkan dengan nilai kinerja kesehatan PT. SHS...dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcLaba operasiid
dc.titleHubungan laba operasi dan biaya modal dengan kinerja kesehatan perusahaan serta penciptaan nilai tambah ekonomi pada PT.Sang Hyang Seri(Persero)id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record