Show simple item record

dc.contributor.advisorWiyono, Suryo
dc.contributor.authorSuyetty, Amela
dc.date.accessioned2024-01-30T02:17:28Z
dc.date.available2024-01-30T02:17:28Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136609
dc.description.abstractSalah satu cara pengendalian hayati penyakit pada daun adalah dengan apilikasi nutrisi selektif seperti biopolimer yaitu khitin, selulosa dan pati. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan senyawa biopolimer khitin, selulosa dan pati dengan berbagai konsentrasi terhadap intensitas penyakit bercak ungu serta pengaruhnya terhadap jumlah dan keragaman mikroorganisme filoplan. Cendawan A. porri diperoleh dengan cara mengisolasi bagian daun yang menunjukkan gejala penyakit bercak ungu. Uji in planta dilakukan dengan menyemprotkan tiga suspensi biopolimer masing-masing dengan konsentrasi 1%; 0,2% dan 0,04% pada tanaman (3MST), lalu diinokulasi dengan menyemprotkan suspensi miselium kepadatan 26 x 10 cfu/ml (4 MST) dan disungkup dengan plastik selama 16 jam. Volume semprot masing-masing suspensi adalah 100ml/perlakuan. Pengamatan dilakukan 1 minggu setelah inokulasi (selama 3 minggu) dengan menghitung intensitas penyakit berdasarkan persentase bercak pada daun. Untuk mengetahui besarnya intensitas penyakit bercak ungu selama 3 minggu periode pengamatan, dihitung nilai AUDPC (Area Under Diseases Progress Curve). Untuk mengetahui populasi dan keragaman mikroorganisme filoplan pada daun bawang merah (5 MST), maka sebanyak 0,1 g daun dari masing-masing perlakuan diisolasi dengan metode pengenceran serial. Pengenceran dengan konsentrasi 102, 10 dan 10 disebar sebanyak 0,1 ml masing-masing pada medium Martin Agar, Kings B dan Nutrient Agar. Kepadatan populasi dihitung dengan menggunakan rumus jumlah koloni. Jenis mikroorganisme yang tumbuh diberi kode dengan huruf yang disertai keterangan ciri-ciri koloni yang ada. Pemberian biopolimer belum memberikan pengaruh yang nyata pada pengamatan minggu pertama. Pada minggu ke-2, selulosa 1% berbeda nyata dengan kontrol dan dapat menekan intenistas penyakit hingga 8,33% sedangkan pada minggu ke-3, semua biopolimer yang diberikan berbeda nyata dengan kontrol dalam menekan intensitas penyakit bercak ungu. Biopolimer yang dapat menekan intensitas penyakit bercak ungu hingga 8,33% adalah khitin 1%. Nilai AUDPC menunjukkan bahwa perlakuan selulosa 1% dan khitin 1% berbeda nyata dengan kontrol dan nilai intensitas penyakitnya jauh lebih kecil dibanding kontrol. Secara umum populasi dan keragaman mikroorganisme filoplan dengan pemberian biopolimer cenderung lebih tinggi dibanding tanpa pemberian biopolimer. Mikroorganisme filoplan pada bawang merah (5 MST) terdiri dari bakteri dan cendawan, dimana populasi bakteri cenderung lebih tinggi dari pada populasi cendawannya. Populasi bakteri total tertinggi terdapat pada daun dengan perlakuan khitin 1% (pada medium Kings B), hal ini terbukti dengan rendahnya nilai intensitas penyakit pada perlakuan khitin 1%. Sedangkan populasi bakteri pada perlakuan selulosa cenderung lebih kecil begitu juga pada perlakuan pati. Keragaman bakeri filoplan cenderung lebih tinggi pada perlakuan khitin dibanding selulosa dan pati.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcBawang merahid
dc.subject.ddcPenyakit bercak unguid
dc.titlePenggunaan senyawa biopolimer dalam pengendalian hayati penyakit bercak ungu(Alternaria porri(Ell.)Cif) bawang merahid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record