Startegi pengembangan bisnis gula
Abstract
Gula merupakan salah satu bahan pangan pokok yang dikonsumsi masyarakat Indonesia. Sebagai salah satu bahan makanan pokok, kebutuhan akan gula tebu belum tergantikan. Meskipun berbagai jenis pemanis buatan atau bahan pemanis lain seperti gula merah, fruktosa, glukosa dan lain-lainnya sudah dikembangkan dan banyak beredar, ternyata gula tebu masih menjadi pilihan utama bagi konsumen rumah tangga maupun industri.
Sementara itu, industri gula Indonesia saat ini dihadapkan pada berbagai permasalahan yang cukup berat. Krisis bahan baku tebu untuk proses produksi, telah menjadi masalah makro yang dihadapi oleh hampir seluruh pabrik gula (PG) yang ada di Indonesia. Selain itu banyaknya gula yang berasal dari luar negeri, baik yang diimpor secara legal maupun ilegal, menambah persoalan yang harus diselesaikan terkait dengan kebijakan industri gula nasional. Permasalahan rendahnya produktifitas dan efisiensi perkebunan tebu dan pabrik gula, tidak bisa diabaikan dalam rangka peningkatan daya saing gula Indonesia. Untuk itu perlu saran dan keterlibatan semua pihak dalam menyusun strategi pengembangan bisnis gula Indonesia pada masa yang akan datang.
Dengan demikian penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan produsen gula dengan tujuan untuk melakukan identifikasi dan analisis terhadap faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi bisnis gula di perusahaan, menganalisis dan memilih strategi bisnis pengembangan bisnis gula yang terbaik bagi perusahaan, dan mempelajari pengembangan bisnis yang akan dilakukan oleh perusahaan.
Penelitian dilaksanakan di PT Madu Baru, Yogyakarta, sebagai satu- satunya perusahaan yang memproduksi gula di Propinsi DI Yogyakarta. Perusahaan ini baru mengalami pergantian manajemen dari PT RNI sebagai perusahaan BUMN, menjadi manajemen PT Madu Baru secara mandiri. Dengan demikian PT Madu Baru menjadi badan usaha swasta dengan pemilikan saham sebagian besar milik Sultan Hamengkubuwono X dan sebagian lagi dimiliki oleh PT RNI, BUMN yang mempunyai hak impor gula. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data-data primer dan sekunder, bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data-data sekunder dapat dipenuhi melalui penelusuran arsip dan pustaka milik perusahaan, dilengkapi sumber-sumber lain seperti dari internet, artikel-artikel, dan sumber lain yang relevan. Sedangkan data primer diperoleh dari wawancara kepada staf dan karyawan yang dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan kesesuaian responden dengan data-data yang diperlukan. Responden yang dipilih merupakan perwakilan dari setiap bagian yang ada dalam struktur PT Madu Baru, yang berkaitan dengan bisnis gula. Selain itu, penulis juga menggali informasi dari pihak luar perusahaan, dalam hal ini LPP (Lembaga Pendidikan Perkebunan) Yogyakarta, yang menjalin kerjasama dengan PT Madu Baru.
Data yang telah dikumpulkan, diolah dengan menggunakan berbagai alat analisis untuk bisa digunakan secara kualitatif maupun kuantitatif. Berbagai alat analisis yang digunakan antara lain matriks evaluasi faktor internal (EFI), matriks evaluasi faktor eksternal (EFE), matriks internal-eksternal (IE), matriks strengths, weakness, opportunities, threats (SWOT), dan matriks quantitative strategic..dst