Kajian pengcahayaan malam hari pada taman lingkungan di perumahan Baranangsiang Indah Kota Bogor
Abstract
Pencahayaan merupakan estetika subkonsius (di bawah sadar) dimana orang tidak menyadari bahwa mereka terpengaruh efek tersebut (Awaluddin dan Adji, 2004). Dengan adanya pencahayaan khusus dapat menjadikan suatu lanskap menjadi pemandangan yang dramatik. Kesuksesan pencahayaan lanskap berhubungan dengan kemampuan menciptakan efek dan keseimbangan cahaya antara area dan komposisi penglihatan. Pencahayaan menjadikan suatu area dapat digunakan dan dinikmati di malam hari. Pencahayaan pada malam hari, khususnya untuk pencahayaan pada taman lingkungan dapat memberikan efek pencahayaan yang baik sehingga para pengguna taman dapat menggunakannya dimalam hari tanpa adanya perasaan takut akan gelap, rasa tidak jelas, dan rasa menyeramkan. Perbedaan keadaan pencahayaan yang ada, akan membuat interpretasi manusia terhadap ruang akan berbeda.
Salah satu lokasi taman lingkungan yang ada di bogor yaitu taman
lingkungan di perumahan Baranangsiang Indah Bogor, letaknya cukup strategis
karena berada di pintu masuk perumahan. Taman lingkungan ini merupakan
taman yang telah didesain ulang (redesign) oleh peneliti sebelumnya (Nurhadi,
2004). Hasil penelitian tersebut merupakan disain taman yang sesuai secara
fungsi dan estetika dengan melibatkan partisipasi pengguna. Hasil disain
tersebut belum mempertimbangkan penggunaan taman di malam hari. Menurut
pengguna taman tersebut pemanfaatan taman pada malam hari dirasakan perlu.
Untuk itu perlu kajian pencahayaan taman tersebut untuk pemanfaatan malam
hari. Tujuan penelitian ini untuk mendisain elemen pencahayaan untuk malam
hari pada taman lingkungan di Perumahan Baranangsiang Indah sehingga dapat
meningkatkan kualitas estetika dan fungsi.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan mengikuti tahapan perancangan Reid (1993). Dengan tahapan pelaksanaan studi terdiri dari 3 tahap yaitu persepsi masyarakat, disain perancangan, dan evaluasi. Dari ketiga tahap tersebut akan menghasilkan suatu penegasan terhadap konsep pencahayaan yang digunakan, melalui pendugaan persepsi keindahan terhadap lanskap dengan metode Scenic Beauty Estimation (SBE) dan Semantic Differential (SD). SBE digunakan untuk menduga keindahan taman di malam hari melalui penilaian responden. Sedangkan SD digunakan untuk mengetahui terjadinya peningkatan kualitas visual suatu lanskap, dengan menggunakan penilaian responden terhadap karakter yang ditangkap dalam suatu lanskap yang ditampilkan.
Perancangan taman dengan melibatkan keinginan pengguna taman merupakan salah satu cara untuk mendapatkan hasil rancangan yang optimal dan efektif. Keinginan pengguna taman diketahui melalui hasil kuisioner dengan 38 orang responden yang menggunakan taman lingkungan tersebut, terdiri dari 16 orang laki-laki dan 22 orang perempuan dengan kisaran umur 17-42 tahun. Kuisioner yang diberikan bertujuan untuk mengetahui waktu luang para pengunjung serta persepsi terhadap penggunaan taman di malam hari. ..dst