Show simple item record

dc.contributor.advisorKhunaidi, M.
dc.contributor.advisorKarsin, Emmy
dc.contributor.authorIzwardy, Doddy
dc.date.accessioned2024-01-29T06:55:35Z
dc.date.available2024-01-29T06:55:35Z
dc.date.issued1991
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136504
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari keragaan status gizi balita berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan pemberian air susu ibu, umur penyapihan dan umur pemberian makanan tambahan. Penelitian ini dipinjam dari hasil penelitian status gizi balita yang dikumpulkan oleh Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI) Cabang Propinsi Daerah Istimewa Aceh, yang dilakukan pada 12 posyandu. Dari 893 balita yang mempunyai keterangan berat badan lahir terdapat 64 balita mempunyai berat lahir kurang dari 2500 g dan diambil sebagai subjek penelitian. Data yang digunakan adalah 1) latar belakang keluarga meliputi : pendidikan ibu, status ekonomi, pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatan, besar keluarga dan urutan kelahir- an. 2) berat badan anak pada waktu dilahirkan 3) keadaan kesehatan. 4) perawatan gizi meliputi: pemberian ASI, umur penyapihan dan umur pemberian makanan tambahan. 5) perawatan kesehatan meliputi : pemberian imunisasi dan pemberian kapsul Vitamin A. 6) data umur dan berat badan balita. Balita yang dilahirkan BBLR dijumpai gizi baik (31,2 %), dan dijumpai gizi kurang + gizi buruk sebesar 23,4 persen. Dilihat dari kelompok umur balita yang berstatus gizi baik besar ditemukan pada kelompok umur 12 - 24 bulan (43,7 %) dan yang berstatus gizi kurang + gizi buruk besar ditemukan pada kelompok umur 37 - 48 bulan (33,3 %). Balita berat lahir rendah berstatus gizi baik yang diberi ASI sebesar 90,0 persen dan yang tidak diberi ASI sebesar 10,0 persen. Analisis lebih lanjut tidak ada hubung- an nyata antara status gizi dengan pemberian ASI. Balita berat lahir rendah yang berstatus gizi baik besar ditemukan pada umur penyapihan 0 12 bulan sebesar 57,1 persen dan yang berstatus gizi kurang + gizi buruk besar ditemukan pada umur penyapihan lebih dari 12 bulan (53,4 %). Analisis lebih lanjut tidak ada hubungan nyata antara status gizi balita dengan umur penyapihan. Persentase pemberian makanan tambahan pada balita berat lahir rendah berstatus gizi baik besar ditemukan pada umur kurang dari atau sama dengan 3 bulan (85,0 %). Analisis Uji Khi kuadrat tidak ada hubungan nyata antara status gizi balita dengan umur pemberian makanan tambahan..dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcKeragan status gizi balita berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan pemberian air susu ibu (ASI), umur penyapihan dan umur pemberian makanan tambahan (Studi kasus di Kotamadya Banda Aceh) Propinsi Daerah Istimewa Acehid
dc.titleKeragan status gizi balita berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan pemberian air susu ibu (ASI), umur penyapihan dan umur pemberian makanan tambahan (Studi kasus di Kotamadya Banda Aceh) Propinsi Daerah Istimewa Acehid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record