Analisis ekonomi pilot proyek social forestry BKPH Pujon KPH Malang Perum Perhutani Unit II Jawa Timur
Abstract
Adanya tekanan sosial ekonomi penduduk terhadap hutan yang mengakibatkan turunnya produktivitas lahan dan fungsi hutan maupun kualitas linkungan sehingga kurang mendukung pembangunan ekonomi nasional, merupakan latar belakang dilaksanakannya program perhutanan sosial (Perum Perhutani, 1988).
Menurut Perum Perhutani (1988), perhutananan sosial Perum Perhutani kegiatannya terbatas di kawasan hutan, merupakan program pembangunan dan pengamanan hutan dengan cara mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan hutan guna meningkatkan fungsi-fungsi hutan secara optimal dan mening- katkan kesejahteraan masyarakat sekaligus perbaikan linkung- an dan menjaga kelestariannya.
Ada dua kebutuhan dasar yang setiap hari harus dipenuhi. oleh sebagian besar masyarakat di Kecamatan Pujon yaitu kayu bakar dan pakan ternak. Sesuai dengan pendapat kartasubrata (1987), ketergantungan masyarakat desa dari hutan cukup besar, yang untuk kawasan DAS Konto berupa kayu bakar dan pakan ternak. Hal ini dapat mendorong penduduk pada tindak- antindakan yang melanggar hukum dalam pemanfaatan hutan, yang pada akhirnya membahayakan stabilitas dan kontinuitas produksi hutan.
Untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat tersebut, meningkatkan kesejahteraannya, mengikutkan peran serta mere- ka secara aktif dalam pembangunan hutan, membina kualitas linkungan pendukung kebutuhan mereka, serta menanggulangi masalah tekanan sosial ekonomi terhadap hutan, Perum Perhu- tani melaksanakan pilot proyek perhutanan sosial seluas 16.2 ha yang terletak di petak 5 c, RPH Kedungrejo, BKPH Pujon, KPH Malang.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dampak eko- nomi pelaksanaan pilot proyek perhutanan sosial dan kemungkinannya selama daur tanaman pokok.
Kelayakan usaha pengelolaan pilot proyek dinilai dengan analisis aliran kas yang didiskontokan atau discounted cash flow analysis. Kriteria kelayakan yang dipakai adalah Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Internal Rate of Return (IRR).
Pada tahun pertama di petak tersebut terdapat 14 400 pohon pokok damar, 14 400 pohon kaliandra, 1 000 batang durian, 500 batang alpokat, 200 batang nangka dan 2 000 batang akasia. Jenis palawija yang ditanam adalah kubis, jagung, wortel, buncis, bawang merah dan lombok. Pada tahun. kelima akan ditanam rumput hamil…dst
Collections
- UT - Forest Management [3094]