Rencana pengembangan dan pengelolaan lanskap kawasan objek wisata danau kerinci, Kabupaten Kerinci, Jambi
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan menganalisis kondisi existing lanskap kawasan objek wisata Danau Kerinci dan menyusun rencana pengembangan dan pengelolaan kawasan objek wisata Danau Kerinci. Hasil penelitian dalam bentuk skenario rencana pengembangan dan pengelolaan kawasan wisata Danau Kerinci secara berkelanjutan diharapkan dapat berguna sebagai acuan bagi penyelenggaraan kegiatan wisata pada kawasan tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan pada kawasan objek wisata Danau Kerinci, Desa Sanggaran Agung, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi. Kawasan objek wisata ini memenuhi kriteria yang mengacu kepada tujuan penelitian. Kriteria tersebut antara lain adalah bahwa lokasi tersebut merupakan lanskap alami berupa danau. Dengan memperhatikan sistem pengelolaan kawasan untuk mengembangkan potensı kawasan sebagai kawasan objek wisata alani dengan fasilitas pendukung rekreasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang terdiri tahapan pra survei untuk menentukan tempat penelitian dan interpretasi foto udara, survei lapang untuk mengumpulkan data dan pengecekan di lapang, pasca survei atau tahap analisis untuk menganalisis dan mengolah data yang telah dikompilasikan. Dilanjutkan dengan penyusunan skenario pengelolaan yang berisi usulan rencana pengembangan dan pengelolaan pada kawasan objek wisata Danau Kerinci berdasarkan konsep pengembangan yaitu wisata yang menjunjung tinggi nilai agama, adat dan budaya daerah Kabupaten Kerinci.
Kawasan OWDK dan di sekitarnya didominasi oleh lahan persawahan dan kebun campuran yang menunjang objek wisata tetapi masih hak milik dan dalam pengelolaan masyarakat setempat. Lahan juga dimanfaatkan untuk penanaman tanaman buah yaitu tanaman jeruk yang akan dijadikan sebagai lokasi wisata agro. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tiga tahun terakhir kawasan objek wisata Danau Kerinci hanya dijadikan sebagai tempat aliran irigasi, penampungan air dan pembuangan limbah rumah tangga dan rumah makan yang berada di sekitarnya. Selain itu, kawasan sebagai tempat mata percaharian untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari bagi para masyarakat yang berpropesi sebagai petani dan nelayan (Dinas Pariwisata dan Budaya, 2004). Untuk pengembangan kawasan, tapak seluas 10,2 ha direncanakan 3 ha (29,4%) sebagai zona rekreasi intensif, 2 ha (19.6%) sebagai zona semi intensif, 3 ha (29,4%) sebagai zona rekreasi ekstensif dan 2.2 ha (21.6%) sebagai zona konservasi. ...