Show simple item record

dc.contributor.advisorRistianingrum, Anita
dc.contributor.authorBrahmana, Muhammad Chairuddi
dc.date.accessioned2024-01-25T01:37:46Z
dc.date.available2024-01-25T01:37:46Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136011
dc.description.abstractMeningkatnya angka pertumbuhan penduduk Indonesia merupakan salah satu tantangan berat yang dihadapi oleh sektor pertanian. Jumlah penduduk yang semakin meningkat ini memiliki efek berbanding lurus dengan permintaan terhadap konsumsi pangan, salah satunya pada peningkatan permintaan padi. Pada tahun 2003, total produksi padi nasional mencapai 51.49 juta ton, dimana 95 persen diantaranya berasal dari lahan beririgasi (irrigatted land) dengan hasil rata-rata sebesar 4.69 ton/ha dan 5 persen dihasilkan dari lahan-lahan kering dengan rata-rata produksi 2.47 ton/ha (Badan Pusat Statistik, 2004). Lahan pertanian terdiri dari sawah beririgasi (irrigated land) sebesar 26.63 persen, tadah hujan (rainfed) sebesar 7.58 persen dan lahan kering dataran tinggi (upland) mencapai 66 persen dari total potensi lahan pertanian di Indonesia. Dari data ini terlihat bahwa Indonesia memiliki potensi dalam pengembangan pertanian di lahan kering dataran tinggi (Syaukat, 2004). Propinsi Jawa Barat sebagai salah satu sentra produksi padi di Indonesia memiliki potensi luas lahan sawah yang cukup luas dengan kualitas yang bagus, selain itu, Jawa Barat memiliki potensi sumberdaya upland yang cukup besar, yakni 32 persen dari total luas area pertanian. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten dengan potensi sumberdaya upland terluas di Jawa Barat. Pada tahun 2003 luas lahan kering yang ditanami padi di Kabupaten Cianjur menurun sebesar 25 persen, berdasarkan gambaran ini perlu dilihat keragaan usahatani lahan kering, tingkat pendapatan dan efisiensinya. Modal dan tenaga kerja merupakan faktor yang mempengaruhi produksi secara langsung. Karakteristik petani lahan kering adalah rendahnya modal yang dimiliki sehingga pruduktivitas usahataninya rendah karena kebutuhan input-input yang dibutuhkan usahatani padi tersebut tidak dapat dipenuhi. Selain itu petani juga menganggap usahataninya sebagai usaha sampingan sehingga pengelolaannnya menjadi tidak optimal. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPadiid
dc.subject.ddcLahan keringid
dc.subject.ddcUsahataniid
dc.subject.ddcJawa Baratid
dc.subject.ddcCianjurid
dc.titleAnalisis pendapatan dan efisiensi teknis usahatani padi lahan kering dengan pendekatan stochastic frontier : di Desa Tanggeung, Kecamatan Tanggeung, Kabupaten Cianjur, Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record