Kajian distribusi dan potensi bioaktif karang lunak(Octocorallia) di Pulau Pari, Pulau Pramuka dan Pulau Kotok Besar, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu
View/ Open
Date
2005Author
Susilawati, Sri Eko
Zamani, Neviaty Putri
Soedharma, Dedi
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengkajian bahan alam laut sebagai bahan baku obat-obatan merupakan suatu kajian yang relatif masih baru. Perhatian tersebut meningkat sejak peneliti bahan alam laut menemukan senyawa-senyawa baru yang mempunyai struktur dan sifat aktivitas yang unik. Karang lunak adalah salah satu sumberdaya laut yang menghasilkan bahan alam laut golongan senyawa terpenoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi dan mengidentifikasi karang lunak yang mempunyai potensi bioaktif di gugusan Kepulauan Seribu.
Pengambilan contoh karang lunak untuk pengujian bioaktivitas dilakukan pada tanggal 9-10 Nopember 2004, selanjutnya dianalisis di laboratorium. Pengamatan distribusi karang lunak dilakukan pada tanggal 7-9 Pebruari 2005. Lokasi pengamatan karang lunak dilakukan di Pulau Pari, Pulau Pramuka dan Pulau Kotok Besar, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. Pengamatan distribusi karang lunak menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT). Data yang diperoleh dari metode LIT dianalisis berdasarkan persen penutupan biota. Karang lunak yang diambil untuk pengujian bioaktivitas diidentifikasi, lalu diekstraksi dengan pelarut metanol p.a 80%. Hasil ekstraksi karang lunak kemudian diuji bioaktivitasnya terhadap bakteri patogen Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Zona bening yang terbentuk di sekeliling kertas cakram yang mengandung ekstraksi karang lunak pada media agar yang telah disebar bakteri patogen mengindikasikan bahwa karang lunak tersebut memiliki bioaktivitas.
Jumlah koloni terbanyak dengan keanekaragaman tinggi yaitu karang lunak di Pulau Pramuka pada kedalaman 9 meter. Jumlah koloni terbanyak ditemukan di Pulau Pramuka. Berdasarkan uji statistik tidak dapat dikatakan bahwa Pulau Pramuka memiliki koloni karang lunak lebih banyak dari dua pulau lainnya (tidak berbeda nyata). Distribusi karang lunak terbanyak ditemukan pada kedalaman 9 meter, kecuali di Pulau Pramuka (pada kedalaman 10 meter), menunjukkan adanya kecenderungan jumlah koloni karang lunak meningkat dengan meningkatnya kedalaman perairan. Karang lunak yang paling baik dilihat dari nilai persen penutupan tertinggi yaitu pada Pulau Kotok Besar kedalaman 9 meter. Bila dilihat dari jumlah jenis dan genus yang paling banyak ditemukan, Lobophytum sp mendominasi pada kedalaman 3 dan 4 meter, sedangkan
Dendronephthya sp mendominasi pada kedalaman 9 dan 10 meter di tiap-tiap pulau.
Dari 54 contoh karang lunak dalam pengujian bioaktif yang diambil di 3 pulau
lokasi penelitian, didapatkan 53 contoh karang lunak memiliki bioaktivitas terhadap bakteri patogen Escherichia coli dan 52 contoh karang lunak memiliki bioaktivitas terhadap bakteri patogen Staphylococcus aureus. Lobophytum sp mempunyai senyawa bioaktif yang paling kuat menghambat bakteri Escherichia coli dan ekstrak dari Gorgonian sp yang paling kuat menghambat bakteri Staphylococcus aureus, Genus karang lunak yang sama, senyawa bioaktifnya lebih kuat pada kedalaman 3 meter dibandingkan pada kedalaman 10 meter dalam menghambat bakteri Escherichia coli, tetapi sebaliknya terhadap bakteri Staphylococcus aureus, senyawa bioaktifnya lebih kuat pada kedalaman 10 meter. Senyowa bioaktif ekstrak karang lunak pada penelitian ini cenderung lebih kuat menghambat bakteri Escherichia coli yang mewakili bakteri gram negatif, hanya beberapa genus saja yang kuat dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus yang mewakili bakteri gram negatif