Evolusi Jejaring Sosial dan Peran Inkubator Bisnis dalam Tahapan Awal Proses Kewirausahaan Teknologi (Technopreneurship) Agroindustri

Abstract

Sektor agroindustri yang semakin maju dan berkembang mengakibatkan tingginya tuntutan akan keahlian dan kemampuan technoprenur dalam mengembangkan usaha baru. Seorang technopreneur melewati fase pencarian ide, akuisisi sumber daya serta legitimasi dalam mengembangkan usaha barunya. Keberhasilan melalui tiga tahapan ini dipengaruhi oleh atribut technopreneur dan kemampuan technopreneur dalam mengakses dan mendapatkan pengetahuan dan sumber daya yang belum dimiliki melalui jejaring sosialnya dan jejaring sosial inkubator tempat dimana seorang technopreneur mengembangkan usahanya. Dengan peran penting jejaring sosial dalam memberikan akses kepada sumber daya, maka fasilitasi perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan technopreneur mengembangkan jejaring sosial pada setiap tahapan pengembangan usaha barunya. Penelitian dilakukan untuk menganalisis perkembangan pola jejaring seorang technopreneur dalam tahapan pengembangan usahanya, pengaruh atribut technopreneur dan jejaring sosial pada performa unit usaha serta mengembangkan strategi inkubator untuk pengembangan atribut dan jejaring sosial technopreneur dalam mengembangkan usaha technopreneur. Jejaring sosial diukur dari beberapa parameter berupa keantaraan, kepadatan, keragaman, sentralitas serta multipleksitas untuk mengetahui perkembangan serta pengaruhnya pada pengembangan usaha. Atribut technopreneur diukur dari karakteristik inovatif, berani mengambil risiko, dan proaktif. Metode yang digunakan adalah metode analisis jejaring sosial dan studi kasus berganda. Delapan technopreneur yang tergabung dengan inkubator bisnis diamati. Analisis jejaring sosial dilakukan menggunakan aplikasi UCINET 6.2. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa nilai keantaraan, sentralitas, keragaman, multipleksitas dan kepadatan mengalami perubahan pada setiap tahapan kewirausahaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa beberapa technopreneur memiliki jaringan yang lebih luas dengan latar belakang aktor yang beragam dibandingkan dengan technopreneur lainnya. Atribut dan jejaring sosial technopreneur berdampak pada performa unit usaha. Karakteristik inovatif, berani mengambil risiko, dan proaktif yang dimiliki oleh technopreneur berdampak pada peningkatan performa unit usaha. Parameter jejaring sosial pada aspek sentralitas, keragaman dan kepadatan berimplikasi pada peningkatan performa unit usaha technopreneur. Parameter keragaman dan keantaraan menjadi pembeda bagi kinerja pengembangan usaha technopreneur pada tahapan pencarian ide. Parameter sentralitas dan kepadatan menjadi pembeda bagi kinerja pengembangan usaha pada tahapan akuisisi sumber daya dan legitimasi. Strategi yang dapat dikembangkan inkubator berdasarkan tahapan kewirausahaan yaitu menginisiasi program “BusCussion Series” pada fase pencarian ide, “BusMaMen” pada fase akuisisi sumber daya, dan “BusProTalks” pada fase legitimasi.

The increasingly advanced and developing agro-industrial sector has resulted in high demands for the skills and abilities of technopreneurs in developing new businesses. A technopreneur goes through phases of searching for ideas and acquiring resources and legitimacy in developing his new business. Success through these three stages is influenced by the technopreneur's attributes and the technopreneur's ability to access and obtain knowledge and resources that he still needs to have through his social network and the incubator social network where a technopreneur develops his business. With the critical role of social networks in providing access to resources, facilitation needs to be carried out to increase technopreneurs' ability to develop social networks at every stage of their new business development. The research was conducted to analyze the development of a technopreneur's networking pattern in the stages of business development, the influence of technopreneur attributes and social networks on business unit performance, and to develop an incubator strategy for developing technopreneur attributes and social networks in developing technopreneur businesses. Social networks are measured from several parameters in the form of betweenness, density, diversity, centrality and multiplexity to determine development and its influence on business development. Technopreneur attributes are measured by the characteristics of being innovative, daring to take risks and being proactive. The method used is the social network analysis method and multiple case studies. Eight technopreneurs who are members of a business incubator were observed. Social network analysis was carried out using the UCINET 6.2 application. Based on the results of the analysis, it can be concluded that the values of betweenness, centrality, diversity, multiplexity and density experience changes at each stage of entrepreneurship. The results of the analysis show that some technopreneurs have wider networks with diverse actor backgrounds compared to other technopreneurs. Technopreneur attributes and social networks have an impact on business unit performance. Technopreneurs' innovative, risk-taking and proactive characteristics have an impact on improving business unit performance. Social network parameters in the aspects of centrality, diversity and density have implications for increasing the performance of technopreneur business units. The parameters of diversity and betweenness are differentiators for the performance of technopreneur business development at the idea search stage. The parameters of centrality and density are differentiators for business development performance at the resource acquisition and legitimacy stages. The strategy that the incubator can develop based on the entrepreneurial stages is initiating the "BusCussion Series" program in the idea search phase, "BusMaMen" in the resource acquisition phase, and "BusProTalks" in the legitimation phase.