Rancang Bangun dan Uji Kinerja Nusantara 5 Autonomous Underwater Vehicle (N5-AUV)
Date
2023Author
Fahmi, Muhammad Rafly Amanullah
Jaya, Indra
Iqbal, Muhammad
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan desain dan pembuatan Nusantara 5 AUV yang dikembangkan oleh MITR club ITK-FPIK-IPB sam mengevaluasi kinerjanya baik di lingkungan lapangan maupun dalam kondisi terkontrol. Hasil pengujian kinerja menunjukkan bahwa AUV mampu bergerak lurus dengan rata-rata kesalahan sebesar 2,8° dalam lingkungan terkontrol, sedangkan di laut, rata-rata kesalahannya mencapai 5,4° dikarenakan AUV terombang ambing oleh ombak laut. Saat melakukan manuver berbelok dalam kondisi terkontrol, AUV memerlukan waktu 12,8 detik untuk menyesuaikan jalurnya setelah berbelok, sementara di laut, waktu yang dibutuhkan adalah 20 detik. Gerakan gliding masih belum sempurna, baik di dalam kolam uji maupun di laut, karena cenderung bergerak naik turun secara ekstrim. Hal ini mengindikasikan sebuah kelemahan dalam Nusantara 5 AUV itu sendiri. Kelebihan dari Nusantara 5 AUV sendiri adalah ukurannya yang lebih kecil dibandingkan dengan pendahulunya dan juga penggunaan jumlah thruster yang lebih sedikit sehingga dapat meminimalisir biaya pembuatan. This research aims to document the design and development of the Nusantara 5 AUV made by MITR Club ITK-FPIK-IPB, as well as to evaluate its performance both in field conditions and controlled environments. The performance testing results indicate that the AUV can move straight with an average error of 2.8° in a controlled environment, while in the sea, the average error reaches 5.4°. During turning maneuvers in controlled conditions, the AUV requires 12.8 seconds to adjust its path after turning, whereas in the sea, it takes 20 seconds. Gliding motion is still not perfect, both in the test pool and in the sea, as it tends to move up and down in an extreme way. This indicates a weakness in the Nusantara 5 AUV itself. The advantage of Nusantara 5 AUV itself lies in its smaller size compared to its predecessors and the use of fewer thrusters, thus minimizing manufacturing costs.