Struktur dan morfometri populasi Hiu Berjalan Halmahera (Hemiscyllium Halmahera, Allen 2013) berdasarkan karakteristik habitat di kepulauan Maluku Utara.
View/ Open
Date
2024-01-23Author
Akbar, Nebuchadnezzar
Bengen, Dietriech Geoffrey
Nurjaya, I Wayan
Natih, Nyoman MN
Metadata
Show full item recordAbstract
Status Hiu Berjalan Halmahera berdasarkan data IUCN (International Union
for Conservation of Nature) yani hampir terancam (Near Threatened), hal ini
mengindikasikan bahwa terdapat pemanfaatan ataupun degradasi lingkungan yang
besar. Spesies endemik seperti Hiu Berjalan Halmahera perlu mendapatkan
perhatian dalam pelestarian dan pengelolaan. Kegiatan antropogenik di wilayah
pesisir Maluku Utara tinggi dapat menyebabkan kondisi lingkungan terdegradasi.
Studi struktur populasi dan morfometrik berdasarkan karakteristik habitat menjadi
penting untuk keperluan informasi suatu populasi yang lebih spesifik. Penelitian
terdahulu pada lingkup individu Hiu Berjalan Halmahera, namun belum dilakukan
pada level populasi sehingga perlu ditingkatkan. Lokasi yang ditentukan pada studi
populasi memiliki karakteristik unik yakni pulau Morotai (Pasifik), Kayoa (lintang
katulistiwa) dan Teluk Kao.
Penelitian dilaksanakan pada November 2022-April 2023 di tiga lokasi yakni
pulau Morotai (128
o
15’00”-128
o
48’00”E dan 00”E-2
o
00’00”- 2
o
40’00”N), Teluk
Kao (127
o
34'50"-128
o
8'30”E dan 0
o
50'00”-2
o
22'10”N) dan pulau Kayoa
(128
o
15’00”- LU 127
o
26' 7.000"E dan 0
o
3'8.000"N). Total sampel Hiu Berjalan
Halmahera pada tiga lokasi yakni Morotai (30 individu), Teluk Kao (30 individu)
dan Kayoa (30 individu). Variabel morfometrik Hiu Berjalan Halmahera yang di
ukur yakni PT (panjang total), PS (panjang standar), TK (tinggi kepala), PK
(panjang kepala), LK (lebar kepala), LT (lingkar tubuh), SP (sirip pektoral), SA
(sirip anal), SD (sirip dorsal), EBB (ekor bagian belakang) dan berat tubuh.
Karakteristik habitat meliputi salinitas, DO (Dissolved oxygen), suhu, pH (Power
of hydrogen), arus, pasang surut dan tutupan terumbu karang. Identifikasi kelamin
dilakukan secara langsung. Analisis data yakni pengelompokan umur (Kohort),
frekuensi panjang, hubungan panjang berat, faktor kondisi, kecepatan dan arah arus,
pasang surut, tutupan karang menggunakan CPCe. Hubungan antara karakateristik
habitat dengan populasi menggunakan coresponden analysis (CA) dan sebaran
karakteristik habitat dengan stasiun menggunakan analisis principil coresponden
analysis (PCA).
Hasil penelitian dari pengukuran menunjukan secara morfometrik populasi H.
halmahera mempunyai ukuran morfometrik beragaman. Perbedaan ukuran
menunjukan bahwa terdapat variasi morfometrik disetiap lokasi, hal ini
mengindikasikan bahwa lingkungan dapat mempengaruhi karakteristik morfologi.
Hasil analisis koefisien pertumbuhan (b) < 3 pada lokasi (Pulau Morotai, Teluk Kao
dan Pulau Tawabi. Kayoa) menunjukan bahwa pola pertumbuhan populasi Hiu
Berjalan Halmahera (H.halmahera) yaitu allometrik negatif. Kelamin jantan dan
betina di analisis hubungan panjang berat pada (Pulau Morotai, Teluk Kao dan
Pulau Tawabi. Kayoa) diperoleh pola pertumbuhan allometrik negatif.
Pertumbuhan allometrik negatif menggambarkan bahwa pertambahan panjang
lebih cepat dari pertambahan berat. Pengelompokan umur (cohort) diperoleh
berdasarkan hasil analisis distribusi sebaran panjang. Hasil analisis kohort Hiu Berjalan Halmahera pada lokasi (Pulau Morotai, Teluk Kao dan Pulau
Tawabi.Kayoa) ditemukan berbeda. Populasi Hiu Berjalan Halmahera di Pulau
Morotai dan Teluk Kao terdeskripkan tiga kelompok umur, sedangkan Pulau
Tawabi.Kayoa ditemukan dua kelompok umur. Indeks separasi pada ketiga
kelompok (Pulau Morotai, Teluk Kao dan Pulau Tawabi Kayoa) ditemukan > 2.
Berdasarkan nilai indeks separasi, maka dapat dikatakan bahwa kelompok umur
Hiu Berjalan Halmahera di (Pulau Morotai, Teluk Kao dan Pulau Tawabi Kayoa)
berasal dari populasi berbeda.Analisis pada 30 individu Hiu Berjalan Halmahera di
Pulau Morotai memperlihatkan distribusi selang kelas 21.5-82.3 cm. Distribusi
selang kelas pada 33 individu Hiu Berjalan Halmahera di Teluk Kao ditemukan
ukuran 22-59 cm. Total 30 individu Hiu Berjalan Halmahera di Pulau Tawabi di
analisis dan ditemukan selang kelas bervariasi. Distribusi selang kelas tertinggi
pada ukuran 48-51 cm yakni 12 individu. Total nilai faktor kondisi (FK) Hiu
Berjalan Halmahera di perairan laut Pulau Morotai memiliki rentang nilai 0.81691.4264
dengan
nilai
rerata
yakni
1.0064.
Berdasarkan
hasil
analisis
faktor kondisi
pada 33 individu ditemukan nilai faktor kondisi (FK) Hiu Berjalan Halmahera di
perairan laut Teluk Kao memiliki kisaran 0.756-1.155 dengan nilai rerata yakni
1.003. Populasi Hiu Berjalan Halmahera ditemukan 30 individu diperoleh nilai
faktor kondisi (FK) Hiu Berjalan Halmahera di perairan laut Pulau Tawabi. Kayoa
memiliki rentang nilai 0.0822-1.1029 dengan nilai rerata yakni 1.003.Nilai faktor
kondisi yang ditemukan pada lokasi (Morotai, Teluk Kao dan Tawabi. Kayoa)
menjelaskan bahwa Hiu Berjalan Halmahera memiliki tubuh montok.
Hasil pengukuran variabel lingkungan (suhu, salinitas, pH dan DO) pada
stasiun pengamatan menunjukan variabilitas. Secara umum nilai parameter
lingkungan masih normal berdasarkan standar baku mutu perairan (Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004), sehingga mendukung
organisme untuk menempati habitat perairan. Hasil pengukuran kecepatan dan arah
arus pada lokasi Pulau Morotai, Teluk Kao dan Pulau Tawabi. Kayoa ditemukan
berbeda. Pengukuran di tempat (in situ) pada Pulau Morotai ditemukan kecepatan
arus 0.66 m/s.Arah pergerakan arus di Pulau Morotai dominan menuju bagian utara
dan barat laut. Kecepatan arus hasil pengukuran lapangan di Teluk Kao ditemukan
0.21 m/s. Dominan arah arus di Teluk Kao bergerak dari timur laut dan selatan.
Velocitas arus permukaan perairan (sea serface current) ditemukan 0.08 m/s di
Pulau Tawabi. Kayoa. Nilai arus yang ditemukan memiliki kriteria lambat dan kuat.
Arah pergerakan arus di Pulau Tawabi. Kayoa memiliki kecenderungan menuju
bagian barat dan selatan laut. Pengukuran pasang surut pada ketiga lokasi (Pulau
Morotai, Teluk Kao dan Pulau Tawabi. Kayoa) ditemukan memiliki kesamaan pola
pasang surut yakni semi diurnal. Pulau Morotai dan Tawabi memiliki memiliki tipe
semi diurnal condong ganda. Tipe pasang surut semi diurnal tanpa condong harian
ganda pada Teluk Kao.
Tutupan terumbu karang di tiga lokasi (Pulau Morotai, Teluk Kao dan Tawabi.
Kayoa Kayoa) ditemukan tidak terdapat perbedaan signifikan. Persentasi tutupan
terumbu karang di Pulau Morotai ditemukan tinggi (53.15%). Tutupan terumbu
karang di Teluk Kao kategori baik (51.03%). Kategori tutupan terumbu karang di
Pulau Tawabi.Kayoa ditemukan berstatus baik (51.15%). Life form karang Pulau
Morotai yakni Acropora branching (ACB) (6.09%), Acropora digitate (ACD)
(1.04 %), Acropora encrusting (ACE) (20.13%), Acropora submassive (ACS)
(5.74%), Acropora tabulate (ACT) (7.10%), Coral foliose (CF) (1.76%), Coral branching (CB) (2.03%) dan Coral mushroom (CMR) (1.11%), Coral massive
(7.05%) dan Coral submassive (CS) (1.09%). Life form karang di Teluk Kao,
Acropora branching (ACB) (19.05%), Acropora tabulate (ACT) (16.66%), Coral
branching (CB) (4.09%), Coral massive (CM) (10.11%) dan Coral submassive
(CS) (1.12%). Pulau Tawabi. Kayoa berdasarkan hasil pengamatan Acropora
branching (ACB) (13.16%), Acropora digitate (ACD) (6.10%), Acropora tabulate
(ACT) (18.23%), Coral branching (CB) (3.74%) dan Coral massive (CM) (9.92%).
Data yang dianalisis memperlihatkan adanya perbedaan klorofil-a dan nutrient
berdasarkan lokasi penelitian (Pulau Morotai, Teluk Kao dan Pulau Tawabi).
Keterkaitan variabel lingkungan (environmental linkages) terhadap stasiun
menunjukan adanya perbedaan setiap stasiun.
Hasil analisis di Pulau Morotai ditemukan sumbu F1 dan F2 memiliki ragam
total 97.80%. Analisis komponen utama (PCA) untuk melihat distribusi variabel
lingkungan terhadap stasiun ditemukan nilai sumbu F1 yakni 61.65% dan sumbu
F2 yaitu 24.86%. Koresponden analisis (CA) pada variabel lingkungan terhadap
sub stasiun di Teluk Kao menunjukan sebaran spasial F1 (56.98%) dan F2 (41.06%)
dengan ragam total (98.05%). Sebaran spasial parameter lingkungan terhadap setiap
sub stasiun di Teluk Kao berdasarkan hasil analisis komponen utama (PCA)
menemukan nilai sumbu F1 yakni 56.04% dan sumbu F2 yaitu 37.47%. Hasil
analisis CA sub stasiun di Pulau Tawabi. Kayoa ditemukan bahwa distribusi spasial
sumbu F1 (57.08%) dan F2 (29.08%) dengan ragam total (86.15%). Hasil analisis
PCA ditemukan bahwa nilai sumbu F1 yakni 60.11% dan sumbu F2 yaitu 23.59%.
Hasil analisis PCA menunjukan karakteristik morfometrik pada F1+ di Morotai
Selatan Barat dan Morotai Timur dicirikan dengan ukuran morfometrik yaitu
panjang total, panjang standar, panjang kepala, lebar kepala, sirip pektoral , sirip
anal, sirip dorsal , ekor bagian bawah, lingkar tubuh. Hasil multivariat analisis pada
11 variabel morfometrik memperlihatkan persentase variansi komponen satu (F1)
yakni 82.93 % dan komponen dua (F2) yaitu 13.02 % dengan ragam total 95.95 %.
Hasil analisis komponen utama (PCA) menunjukan morfometrik Hiu Berjalan
Halmahera terpusat pada sumbu F1+ pada lokasi Teluk Kao. Utara dan Teluk Kao.
Barat yang dicirikan dengan karakteristik yaitu panjang total, panjang standar,
panjang kepala, lebar kepala, sirip pektoral, sirip anal, sirip dorsal , tinggi kepala,
lingkar tubuh. Analisis multivariat pada 11 variabel morfometrik diperoleh
persentase variansi komponen satu (F1) yakni 92.85 % dan komponen dua (F2)
yaitu 5.31 % dengan ragam total 98.17 %. Nilai PCA menunjukan bahwa
karakteristik morfometrik di Pulau Tawabi Selatan. Kayoa dan Pulau Tawabi
Utara. Kayoa. Utara berada di posisi sumbu F1+ dengan mencirikan varible yaitu
panjang total, panjang standar, panjang kepala, lebar kepala, sirip pektoral, sirip
anal, sirip dorsal , tinggi kepala, lingkar tubuh. Uji multivariat pada 11 variabel
morfometrik memperlihatkan persentase keberagaman nilai ditemukan, dimana
komponen satu (F1) yakni 96.34 % dan komponen dua (F2) yaitu 3.39 % dengan
ragam total 99.73 %. Secara umum menunjukan bahwa terdapat hubungan kuat
antara Hiu Berjalan Halmahera terhadap lingkungan habitat pada setiap stasiun.
Karateristik ukuran morfometrik memiliki konektivitas dan penciri utama antara
Hiu Berjalan Halmahera di Pulau Morotai dan Teluk Kao, sedangkan Pulau Kayoa
memiliki penciri morfometrik tersendiri yakni panjang standar.
Collections
- DT - Fisheries [767]
