Show simple item record

dc.contributor.advisorYani, Mohamad
dc.contributor.advisorIndrasti, Nastiti Sisiwi
dc.contributor.authorNovita, Palma
dc.date.accessioned2024-01-23T06:31:56Z
dc.date.available2024-01-23T06:31:56Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135702
dc.description.abstractMasalah sampah timbul akibat adanya ketidakseimbangan antara jumlah sampah yang diproduksi dengan pengelolaannya. Salah satu upaya penanganan masalah sampah adalah melal ui pemanfaatan sebagai bahan baku pupuk organik (kompos). Selain mengatasi permasalahan sampah, kompos (pupuk organik) sangat bermanfaat untuk tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman. Perkembangan penduduk Desa Babakan memberi dampak pada semakin bertambahnya jumlah sampah baik dari segi jumlah maupun komposisinya. Desa Babakan menghasilkan sampah sebesar 205 ml/minggu. Dari jumlah sampah tersebut yang dapat tertangani oleh Dinas Cipta Karya adalah sebesar 24 ml /minggu, sedangkan sisanya 181 m3/minggu sampah perlu ditangani dengan cara lain yang lebih baik yaitu dengan pengomposan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang fasilitas pengomposan di Desa Babakan (lingkar kampus !PB Dramaga) dengan mempertimbangkan ketersediaan lahan. Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kemungkinan pendirian fasilitas pengomposan di Desa Babakan (lingkar kampus). Data didapatkan melalui pengamatan langsung maupun wawancara dengan instansi terkait. Ketersediaan lahan menjadi faktor pembatas dalam pendirian fasilitas pengomposan ini. Luas lahan yang tersedia akan menentukan besarnya jumlah sampah organik yang dapat dikomposkan dalam penentuan kapasitas produksi. Analisis selanjutnya adalah analisis aspek pemasaran, manajemen dan finansial. Lokasi fasilitas pengomposan yang dipilih dan diusulkan adalah di komplek UPT kebun percobaan Babakan Jalan Sawah Barn Babakan Dramaga sebagai satu­satunya lahan yang tersedia dan memenuhi syarat. Ketersediaan lahan adalah sebesar 600 m2 (30 m x 20 m) dan ketersediaan bahan baku (bahan organik yang siap dikomposkan) per hari sebesar 8 ml, sehingga kapasitas produksi diperkirakan sebesar 228,8 Ton kompos per tahun. Metode pengomposan yang digunakan adalah metode open windrow. Bangunan fasilitas pengomposan terdiri atas bangunan utama dan bangunan penunjang, bangunan utama berupa areal terbuka beratap (saung) yang dialokasikan sebagai areal penempatan bahan baku, areal pemilahan dan pengecilan ukuran, areal pengomposan aktif, areal penyaringan, dan areal pengemasan, sedangkan bangunan penunjang meliputi kantor, gudang dan WC. Pada areal pengomposan aktif dibuat dua tumpukan memanjang dengan kapasitas tumpukan sebesar 24 ml yang disebut line I dan 2 serta satu tumpukan kapasitas 8 ml dan disebut line 3. Alokasi bangunan didesain berdasarkan aliran proses dan keterkaitan antar aktifitas. Metode pembalikan yang digunakan adalah metode pembalikan tunggal. Kompos berpeluang digunakan pada areal tanaman padi, palawija, hortikultura dan areal pertamanan. Peluang pemenuhan kebutuhan kompos pada lahan pertanian di Kabupaten Bogor sebesar 2 272 775 ton, Kotamadya Bogor 22 360 ton dan areal pertamanan sebesar 598 ton.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleRancang bangun fasilitas pengoposan berbahan baku sampah di Desa Babakan Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogorid
dc.title.alternativeDesign A Composting Facility Using Domestic Waste In Babakan Village, Dramaga, Bogorid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record