Potensi Antidiabetik Fuli Pala (Myristica fragrans Houtt): Studi In Vitro dan In Vivo.
View/ Open
Date
2024Author
Hasbullah
Andarwulan, Nuri
Faridah, Didah Nur
Indrasti, Dias
Dewi, Fitriya Nur Annisa
Metadata
Show full item recordAbstract
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terjadi
akibat ketidakcukupan produksi hormon insulin oleh pankreas atau karena tubuh
tidak dapat menggunakan hormon insulin yang tersedia secara efektif. Prevalensi
DM menunjukkan suatu tren peningkatan dari tahun ke tahun baik secara nasional
maupun global. Penanganan DM secara medis dapat dilakukan dengan pemberian
obat oral dan atau injeksi insulin. Di samping itu, penanganan DM secara tradisional
juga telah dipraktekkan di masyarakat dengan memanfaatkan bagian-bagian
tanaman. Penghambatan aktivitas enzim penghidrolisis pati dalam sistem
pencernaan dapat mengurangi jumlah glukosa yang terserap ke dalam sistem
sirkulasi darah sehingga dapat membantu upaya pengendalian kadar glukosa darah.
Sejumlah ekstrak tanaman yang telah diteliti dan dibuktikan sebagai inhibitor enzim
penghidrolisis pati dapat menjadi salah satu alternatif dalam penanganan DM.
Fuli merupakan salah satu bagian dari buah tanaman pala (Myristica fragrans
Houtt) yang sejak lama telah digunakan dalam pengolahan makanan sebagai
rempah maupun dalam berbagai pengobatan tradisional. Aktivitas biologis yang
dimiliki fuli antara lain sebagai antioksidan, antiinflamasi, antikanker,
antikariogenik, hepatoprotektif, osteoblast proliferation. Fuli mengandung
sejumlah komponen fitokimia seperti tanin, alkaloid, saponin, flavonoid,
steroid/terpenoid, kuinon. Fuli juga mengandung sejumlah senyawa lignan dan
neolignan di samping difenilalkana, fenilpropanoid dan terpenoid yang memiliki
banyak aktivitas farmakologis. Kelompok senyawa fitokimia tersebut memiliki
potensi antidiabetik sebagaimana yang telah dilaporkan, terutama melalui
pengendalian kadar glukosa darah. Meskipun demikian, penelitian tentang potensi
antidiabetik dari fuli masih sangat terbatas. Karena itu, tujuan umum penelitian ini
adalah untuk menginvestigasi potensi antidiabetik fuli pala Myristica fragrans
Houtt.
Penelitian ini mencakup 3 (tiga) tahap. Tahap pertama adalah melakukan
suatu tinjauan sistematik terkait pengaruh pala terhadap status glikemik tikus dan
mencit. Status glikemik menggambarkan kondisi kadar glukosa darah suatu
individu. Parameter biokimia untuk mengidentifikasi status glikemik yang
berhubungan dengan DM meliputi glukosa darah puasa atau sewaktu, HbA1c, dan
toleransi glukosa oral. Tinjauan sistematis ini bertujuan untuk merangkum secara
sistematis hasil eksperimen in vivo efek intervensi sampel pala terhadap status
glikemik tikus dan mencit dengan mengikuti pedoman PRISMA. PubMed,
ProQuest, Wiley Online Library, dan Google Scholar digunakan sebagai database
dalam pencarian artikel. Dua puluh satu artikel yang memenuhi kriteria digunakan
dalam tinjauan sistematis ini. Hasil studi in vivo mengungkapkan bahwa intervensi
sampel pala pada tikus dan mencit memiliki efek positif. Hasil ini ditemukan dalam
20 artikel yang diulas. Secara keseluruhan, perlakuan dengan sampel pala mampu
menurunkan kadar glukosa darah puasa, glukosa darah sewaktu dan HbA1c pada
tikus dan mencit masing-masing hingga 94,52, 60,76, dan 48,86%. Sampel pala
iv
yang dipreparasi dari fuli dan metanol, masing-masing memiliki efek tertinggi
dalam menurunkan glukosa darah. Karena itu, potensi antidiabetik dari berbagai
fraksi ekstrak metanol fuli menarik untuk diteliti lebih lanjut. Selain itu, studi in
vivo tentang efek ekstrak air fuli terhadap reduksi glukosa darah juga diperlukan
untuk mengonfirmasi kemungkinan aplikasi ekstrak fuli pada produk makanan
yang lebih aman. Berdasarkan tinjauan sistematis ini, dapat disimpulkan bahwa
pala memberikan efek positif terhadap status glikemik tikus dan mencit sehingga
berpotensi dalam membantu penanganan DM.
Tahap kedua penelitian ini menginvestigasi aktivitas antioksidan dan inhibisi
α-amilase fuli pala Myristica fragrans Houtt secara in vitro. Sampel fuli yang
meliputi ekstrak air (EA), ekstrak metanol (EM), fraksi metanol (FM), fraksi nheksana
(FH) dan fraksi kloroform (FC) dianalisis rendemen, kandungan fenolik
total, aktivitas antioksidan (menggunakan metode 1,1-diphenyl-2-picryl-hydrazyl
radical scavenging activity-DPPH RSA dan ferric reducing antioxidant power-
FRAP) dan aktivitas inhibisi α-amilase. Rendemen tertinggi dimiliki oleh EM
(25,39±0,62 % bk), sedangkan kandungan fenolik tertinggi terdapat pada FC
(127,18±3,64 mg GAE/g fraksi kering). DPPH RSA tertinggi dimiliki oleh FM dan
FC (IC50 masing-masing 2,56±0,02 mg fenolik sampel/L dan 2,79±0,05 mg fenolik
sampel/L) sedangkan FRAP tertinggi dimiliki oleh EA (9,16±0,86 g TE/100 g
fenolik sampel). Aktivitas inhibisi α-amilase tertinggi juga dimiliki oleh EA dengan
IC50=360,18±6,83 mg fenolik sampel/L. Korelasi positif ditemukan antara
kemampuan mereduksi ion besi fuli dengan aktivitas inhibisi α-amilasenya. Hasil
ini menunjukkan secara in vivo bahwa fenolik dari ekstrak/fraksi fuli pala memiliki
aktivitas antioksidan dan inhibisi α-amilase (masing-masing, 4,9 kali lebih tinggi
dari asam askorbat dan 4,2 kali lebih tinggi dari akarbosa). Untuk itu fuli pala
Myristica fragrans Houtt dapat menjadi sumber antioksidan dan inhibitor α-amilase
alami yang menjanjikan.
Tahap ketiga penelitian ini dilakukan untuk menginvestigasi aktivitas
antihiperglikemik ekstrak air fuli Myristica fragrans Houtt secara in vivo. Tes
toleransi pati dan glukosa oral, pengukuran glukosa darah puasa, hemoglobin
terglikasi (HbA1c), nitrogen urea darah (BUN), kreatinin, albumin, alanin
aminotransferase (ALT), aspartat transaminase (AST), bobot badan, konsumsi air,
berat organ dan analisis histopatologi dilakukan untuk mengevaluasi efek ekstrak
air fuli pada tikus Sprague Dawley jantan normal dan hiperglikemik diinduksi
streptozotocin. Secara akut, ekstrak air fuli (75 mg/kg BB) mampu menghambat
lonjakan glukosa darah dalam tes toleransi pati dan glukosa oral dengan nilai AUC
lebih rendah dibanding kontrol negatif (masing-masing, 12,56% dan 8,50%). Tikus
hiperglikemik diinduksi streptozotocin yang dintervensi ekstrak air fuli (75 mg/kg
BB) selama 28 hari juga memperlihatkan glukosa darah puasa dan HbA1c yang
lebih rendah dibanding kontrol negatif (masing-masing, 14,29% dan 11,50%)
bahkan dengan 10 mg akarbosa/kg BB sebagai kontrol positif (masing-masing
8,29% dan 2,97%). Efek positif ini juga didukung oleh hasil estimasi bobot badan,
berat relatif organ (pankreas, ginjal dan liver) dan konsumsi air harian. Parameter
biokimia (BUN, kreatinin, albumin, ALT dan AST) tikus normal yang diintervensi
ekstrak air fuli (75 mg/kg BB) selama 28 hari secara statistik tidak berbeda dengan
kontrol normal yang mengindikasikan keamanan ekstrak air fuli untuk dikonsumsi.
Temuan-temuan dalam tahapan ketiga ini membuktikan secara in vivo bahwa
ekstrak air fuli memiliki aktivitas antihiperglikemik. Secara keseluruhan, penelitian
ini telah menginvestigasi dan membuktikan melalui tinjauan sistematik serta studi
in vitro dan in vivo akan potensi antidiabetik fuli pala Myristica fragrans Houtt.