Show simple item record

dc.contributor.advisorSukarsa, Dadi R.
dc.contributor.authorUlum, Mohamad Saiful
dc.date.accessioned2024-01-22T03:51:19Z
dc.date.available2024-01-22T03:51:19Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135445
dc.description.abstractPusat kegiatan perikanan adalah pelabuhan perikanan untuk mendaratkan hasil tangkapan yang umumnya memiliki fasilitas dan sarana penunjang untuk penanganan ikan. Di Kabupaten Pati, sarana dan prasarana Tempat Pelelangan Ikan (TPI) ada tujuh unit, salah satunya adalah PPI (Pangkalan Pendaratan Ikan) Bajomulyo, Kecamatan Juwana. Praktek penanganan ikan yang dilakukan di tempat pendaratan tidak menerapkan sitem rantai dingin (cold chain) sejak hasil tangkapan ikan dibongkar sampai proses pelelangan dan penjualan oleh pedagang, sehingga akan mempercepat proses kemunduran mutu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan rantai dingin terhadap mutu kesegaran ikan layang (Decapterus ruselli) sejak didaratkan sampai pedagang pengecer. Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan cara pengamatan langsung untuk mengetahui praktek penanganan hasil tangkapan ikan yang didaratkan dan menentukan titik kritisnya serta mengetahui jenis ikan yang dominan didaratkan di PPI yang dijadikan sebagai obyek penelitian. Pada perlakuan pertama, ikan layang sebanyak 27-30 kg setelah dibongkar dari kapal penangkap ditempatkan dalam keranjang plastik kemudian dicampur dengan es curai dengan perbandingan 1:1, sedangkan pada perlakuan kedua dengan jumlah ikan yang sama tidak diberi es. Pengujian mutu kesegaran ikan layang dilakukan secara organoleptik pada setiap mata rantai penanganan. Selain itu dilakukan juga analisis mikrobiologi yaitu uji Total Plate Count (TPC) dan pengukuran suhu ikan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL faktorial dengan dua faktor yaitu faktor metode penanganan (a) dan faktor waktu tahapan proses penanganan (b). Ulangan yang digunakan sebanyak dua kali dengan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT). Pada penelitian pendahuluan diketahui bahwa jenis alat tangkap yang banyak digunakan nelayan Bajomulyo adalah purse seine dengan hasil tangkapan yang dominan adalah ikan layang (Decapterus ruselli). Mata rantai penanganan yang menjadi titik kritis terjadinya penurunan mutu hasil tangkapan, yaitu: (A) saat pembongkaran, (B) setelah pembongkaran, (C) setelah pelelangan dan (D) penjualan oleh pedagang pengecer di Pasar Juwana. Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata organoleptik ikan layang dengan perlakuan es dan tanpa es pada setiap mata rantai penanganan mengalami penurunan. Ikan yang di-es mengalami penurunan 15.72%, sedangkan ikan yang tidak di-es 30.38%. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa perlakuan ikan layang yang di-es dan tanpa pengesan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap mutu organoleptik, sedangkan tahapan waktu penanganan dan interaksi antara keduanya (penanganan yang berbeda dengan tahapan waktu ..dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcIkan layangid
dc.titlePengaruh penerapan rantai dingin terhadap mutu ikan layang (Decapterus ruselli) di pangkalan pendaratan ikan bajomulyo Kabupaten Pati, Jawa Tengahid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record