Teknik pembuatan serum kebal terhadap darah hewan tertentu
Abstract
Untuk meningkatkan produksi ternak, dalam hal ini mutu dan hasil ternak dapat melalui antara lain melalui perbaikkan mutu genetik dan pencegahan serta pengobatan suatu penyakit. Untuk pencegahan dan pengobatan suatu penyakit yang timbul pada suatu peternakan, harus diketahui agen penyebab dan vektor serta faktor pendukung terjadinya suatu penyakit.
Untuk mengatasi meluasnya wabah penyakit, salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah memutuskan mata rantai antara agen penyebab, vektor dan reaktor. Dengan diketahui vektornya, misalnya nyamuk maka diharapkan dapat diketahui sumber penularan sampai timbul suatu penyakit.
Respon imun merupakan reaksi di dalam tubuh yang semata-mata meniadakan antigen yang masuk dengan memproduksi antibodi. Sel peka antigen akan menanggapi antigen yang masuk dengan memproduksi antibodi (Ian Tizard, 1982).
Penelitian ini menggunakan kelinci yang diimunisasi dengan darah hewan tertentu (sapi, domba dan ayam). Dengan cara ini tubuh kelinci dirangsang untuk membentuk antibodi terhadap darah tersebut. Antibodi yang dihasilkan diuji dengan reaksi imuno
serologik, seperti slide test,
Agar Gel Presipitasi Test (AGPT), Aglutination Test, Imunoelektroforesis.
Reaksi aglutinasi merupakan penggumpalan antibodi dengan partikel yang solubel misalnya bakteri atau RBC menjadi gumpalan yang lebih besar (W.H. Hildemann, 1984).
a Hak cipta milik IPIR University
Imunoelektroforesis melibatkan elektroforesis campuran antigen dalam gel agar-agar dalam satu arah. Lalu dibuat- kan suatu lekukan, antiserum diletakkan pada lekukan ini dan dibiarkan berdifusi. Bila antibodi yang berdifusi bertemu dengan antigen terbentuk garis presipitasi (Ian Tizard, 1982).
Nyamuk sebagai salah satu contoh vektor penyebaran pe
nyakit digunakan pada penelitian ini. Darah nyamuk (yang
telah menggigit hewan yang darahnya digunakan untuk imunisasi kelinci) digunakan sebagai antigen pada AGPT.
Sebagai kesimpulan dari penelitian ini serum kelinci dapat diuji dengan metode slide test, aglutination test, Agar Gel Presipitasi Test (AGPT), elektroforesis. Reaksi AGPT antara serum kelinci dengan darah yang dilisiskan (dengan freez and thew) didapatkan hasil positif, sedang kan dengan darah segar didapatkan hasil negatif. Serum (kelinci) dengan darah nyamuk didapatkan hasil positif. Pada pengukuran titer serum (kelinci), ketiganya menunjukkan titer yang makin meningkat.