Absorpsi mineral serta kandungannya pada ginjal dan hati tikus yang mengkonsumsi timbal dengan ransum berkadar protein dan mineral seng berbeda
View/ Open
Date
2005Author
Ramadhani, Wildan
Toharmat, Toto
Permana, Idat Galih
Metadata
Show full item recordAbstract
Pencemaran logam berat timbal (Pb) sudah menyebar tidak lagi hanya di kota-kota besar saja melainkan di desa pun sudah mulai tercemar. Permasalahan utama yang berkaitan dengan timbal ialah gangguan kesehatan mulai dari gangguan sistem sel darah merah, anemia, koma bahkan kematian. Timbal yang masuk ke dalam tubuh akan terakumulasi dan berinteraksi antagonis dengan beberapa mineral yang menyebabkan terganggunya keseimbangan mineral dalam tubuh. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh kombinasi terbaik untuk mengurangi pengaruh negatifnya pada tubuh. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh logam berat Pb terhadap absorpsi mineral dan kandungannya pada hati dan ginjal.
Penelitian ini menggunakan hewan percobaan tikus putih (Rattus norvegicus) strain Sprague Dawley sebanyak 24 ekor yang dipelihara pada kandang individu selama 7 minggu. Parameter yang diamati adalah konsumsi mineral, kandungan mineral Zn dalam feses, bobot badan akhir, berat hati, berat ginjal serta kandungan mineral (Ca, Mg dan Zn) pada hati dan ginjal. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA) dan apabila terdapat perbedaan, diuji lanjut menggunakan uji beda terkecil atau LSD (Least Significant Different) menggunakan program SAS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi timbal sebanyak 3 ppm tidak memberikan pengaruh terhadap konsumsi mineral, absorpsi mineral Zn, bobot badan, berat ginjal dan hati serta kandungan mineral dalam ginjal. Hal ini membuktikan bahwa tikus tersebut masih dapat mentolelir kandungan timbal pada kadar tersebut sehingga tubuhnya tidak mendapat pengaruh negatif. Namun konsumsi timbal berpengaruh terhadap kandungan Mg pada hati. Taraf protein berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap konsumsi mineral Ca, Mg dan Zn. Hal ini disebabkan kandungan mineral tersebut tersedia dalam jumlah banyak pada bahan-bahan penyusun ransum berkadar protein tinggi seperti bungkil kedelai, susu skim dan tepung ikan.