Rekayasa Proses Emulsi Pickering Berbasis Nanofiber Selulosa dan Enkapsulasi Dalam Alginate Hydrogel Bead
Date
2024-01-17Author
Rahmi, Ira Desri
Erliza
Fahma, Farah
Setyaningsih, Dwi
Metadata
Show full item recordAbstract
Emulsi pickering merupakan emulsi yang distabilkan oleh partikel padat yang
teradsorpsi secara irreversible pada permukaan droplet. Salah satu partikel organik
yang berpotensi sebagai partikel penstabil emulsi adalah nanoselulosa yang
dipisahkan dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Berdasarkan proses isolasinya,
nanoselulosa terdiri dari nanokristalin selulosa (NCC) dan nanofiber selulosa
(NFC). NCC diperoleh melalui proses hidrolisis asam, sedangkan NFC dipisahkan
melalui defibrilasi mekanis serat selulosa. Dikarenakan luas permukaan dan aspek
rasio yang tinggi, NFC mampu membentuk gel dalam air dengan perilaku shear thinning dan thixotropic. NFC juga dapat membentuk struktur jaringan pada
antarmuka minyak/air sehingga mampu menstabilkan emulsi.
Penelitian ini bertujuan untuk merekayasa proses emulsifikasi dari emulsi
pickering menggunakan NFC sebagai partikel penstabil dan enkapsulasi emulsi
pickering tersebut dalam alginate hydrogel bead. Secara khusus, penelitian ini
diharapkan untuk, 1) menghasilkan NFC yang diisolasi dari TKKS melalui
defibrilasi mekanis (kombinasi ultrafine grinding dan ultrasonikasi) dengan
karakteristik sebagai partikel penstabil, 2) menghasilkan desain proses emulsifikasi
dari emulsi pickering mencakup : metode homogenisasi terbaik dan konsentrasi
partikel NFC yang optimal untuk menghasil formulasi emulsi pickering yang stabil,
dan 3) menghasilkan alginate hydrogel bead dengan efisiensi enkapsulasi tinggi.
Pada tahap 1, proses defibrilasi NFC berhasil dilakukan dengan kombinasi
ultrafine grinding dan ultrasonikasi selama 60 menit pada amplitudo 80%. Kondisi
proses tersebut berhasil memisahkan bundelan NFC dengan diameter 54,80 nm,
nilai zeta potensial -40,77 mV, indeks kristalinitas 66,62±0,14%, sudut kontak
47,2°, dan suspensi yang bersifat shear thinning dengan viskositas 0,468 Pa.s pada
laju geser 10 (1/dt). Analisis scanning electron microscope (SEM) mengkonfirmasi
bahwa NFC berbentuk serat berdiameter nano dengan panjang lebih dari 1 µm.
Pada tahap 2, metode homogenisasi terbaik digunakan untuk
menformulasikan emulsi pickering yang stabil terhadap fase pemisahan. Metode
tersebut adalah kombinasi homogenizer Ultraturrax dan homogenizer Ultrasonik.
Proses tersebut menghasilkan emulsi dengan ukuran droplet 10,78±0,71 µm.
Penentuan konsentrasi partikel NFC pada formulasi emulsi pickering terbaik
didasarkan pada karakteristik emulsi yaitu ukuran droplet, distribusi ukuran droplet,
sifat reologi, dan sifat permukaan serta stabilitas yang tinggi terhadap kriming dan
koalesensi. Penambahan 0,7% NFC mengasilkan emulsi dengan ukuran droplet
9,19 µm, indeks span 1,85, zeta potensial -34,27 mV, viskositas 4,31 Pa.s, indeks
perilaku aliran 0,28, dan koofisien kekentalan 0,64 Pa.sn
. Emulsi tersebut
mempunyai kestabilan yang tinggi terhadap proses kriming dan koalesensi.
Penelitian juga dilanjutkan dengan mengaplikasikan sebanyak 0,7% NFC dalam
formulasi alginate hydrogel bead. Selain berperan sebagai partikel penstabil emulsi,
NFC yang berlebih pada sistim emulsi dapat berperan sebagai bahan filler yang
mempengaruhi karakteristik alginate hydrogel bead.
v
Pada tahap 3, model sistim pembawa dikembangkan berdasarkan emulsi
pickering dan alginate hydrogel bead. Model sistim pembawa tersebut disiapkan
dengan teknik enkapsulasi emulsi pickering dalam matriks alginate hydrogel bead.
Enkapsulasi emulsi pickering yang distabilkan NFC dalam alginate hydrogel bead
pada berbagai rasio perbandingan minyak dan air telah berhasil dibuat. Enkapsulasi
dilakukan menggunakan minyak sawit dikarenakan stabilitas oksidatifnya yang
tinggi. Rasio minyak pada formulasi emulsi pickering mempengaruhi karakteristik
alginate hydrogel bead. Pengukuran terhadap efisiensi enkapsulasi dilakukan
terhadap bead basah dan kering. Perbedaan metode pengeringan mengakibatkan
perbedaan efisiensi enkapsulasi. Perlakuan terbaik diperoleh pada perbandingan
rasio minyak : air (10 : 90) dengan efisiensi enkapsulasi bead basah 99,75%, bead
kering (pengeringan oven vakum) 91,34 %, dan bead kering (pengeringan beku)
100%. Model sistim pembawa berdasarkan emulsi pickering dan hidrogel alginat
membuka peluang aplikasi baru sebagai pembawa komponen lipofilik seperti
komponen bioaktif, vitamin, minyak atsiri, senyawa flavor dan lainnya.