Uji aktivitas aantiangiogenesis ekstrak kasar dan ekstrak protein tulang rawan ikan hiu pada selaput khorioalantois tunas ayam
View/Open
Date
1998Author
Saepuloh, Uus
Sajuthi, Dondin
Darusman, Latifah K.
Suparto, Irma H.
Metadata
Show full item recordAbstract
Sel kanker adalah sel yang berproliferasi dengan cepat dan tanpa terkontrol akibat terjadinya gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi pada organisme multiseluler. Penyebaran kanker terjadi melalui pembuluh darah kapiler dan pembuluh limfe yang memberikan makanan bagi pertumbuhannya. Proses pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) pada sel kanker berlangsung sangat cepat sehingga pertumbuhan dan penyebaran kanker juga berlangsung cepat. Bila proses ini dapat dihentikan, maka sel kanker tidak akan tumbuh lagi sehingga akhirnya mati.
Hiu termasuk subkelas elasmobranchii dengan kerangka tubuhnya terdiri atas tulang rawan semata yaitu sekitar 6% dari total berat. Tulang rawan ikan hiu tidak memiliki pembuluh darah, pembuluh saraf, maupun pembuluh limfe, sehingga diduga berpotensi sebagai senyawa antiangiogenesis.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji ekstrak kasar dan ekstrak protein tulang rawan ikan hiu menggunakan uji hayati selaput khorioalantois tunas ayam. Ekstrak protein diperoleh mengunakan metode salting out dengan (NH4)2SO, dan denaturasi menggunakan guanidin hidroklorida. Pemurnian dilakukan pada fraksi amonium sulfat menggunakan kromatografi filtrasi gel (sephadex G-100) untuk memperoleh tiga fraksi serapan tertinggi pada 2. 280 nm. Dengan melihat penghambatan pembentukan pembuluh darah baru pada selaput khorioalantois, maka bisa ditentukan keefektifan masing-masing fraksi.
Ekstrak kasar menunjukkan daerah hambatan pada selaput khorioalantois sebesar 3-4 cakram (1 cakraın diameter 5mm). Ekstrak protein yang terdiri atas fraksi amonium (400, 500, 1.000, 1.500 ppm) dan fraksi guanidin (500, 1.000, 1.500 ppm) menimbulkan daerah hambatan yang meningkat sesuai dengan meningkatnya konsentrasi yang diinokulasikan (daerah hambatan 1-4 cakram). Tiga fraksi (nomor 6, 7. dan 8) hasil pemurnian, juga menunjukkan daerah hambatan yang meningkat sesuai dengan meningkatnya kandungan protein. Fraksi nomor 6 dengan kandungan protein 0,110 µg/µl menimbulkan daerah hambatan 2 cakram, fraksi nomor 7 kandungan protein 0,256 µg/µl dengan daerah hambatan 3 cakram, dan fraksi nomor 8 kandungan protein 0,081 µg/µl daerah hambatannya 1 cakram.
Collections
- UT - Chemistry [2068]