Model Seleksi dan Evaluasi Jenis-jenis Pohon Dalam Upaya Restorasi Lahan dan Sekuestrasi Karbon
Date
2024-01Author
Purnomo, Danang Wahyu
Prasetyo, Lilik Budi
Widyatmoko, Didik
Rushayati, Siti Badriyah
Metadata
Show full item recordAbstract
Pemulihan hutan dengan konsep restorasi merupakan solusi paling efektif untuk memperbaiki kualitas ekosistem sekaligus mengurangi konsentrasi karbon di atmosfer. Pemilihan jenis pohon introduksi untuk rehabilitasi hutan memiliki resiko ekologis jangka panjang, yang umum terjadi adalah sifat invasif. Restorasi hutan harus menggunakan jenis asli setempat, memperhatikan kriteria ekologi (jenis asli, dominan dan adaptif), sosial (bernilai ekonomi), dan teknis (kemudahan diperbanyak). Rekomendasi jenis pohon asli untuk restorasi umumnya hanya didasarkan pada kelimpahan di lokasi tersebut. Diperlukan sampel tiap jenis pohon asli yang seragam (even-aged native trees), sehingga perbandingan antar jenis lebih komperehensif tentang daya propagasi, pertumbuhan, dan kemampuan sekuestrasi karbon (daya rosot dan daya simpan).
Tujuan penelitian ini adalah untuk menyeleksi dan mengevaluasi jenis pohon Indonesia untuk restorasi lahan dan berpotensi tinggi dalam sekuestrasi karbon. Secara spesifik, beberapa tujuan yang ingin dicapai adalah: 1) menyeleksi jenis pohon berdasar kelokalan, kesesuaian habitat, perawakan, dan ketersediaan biji; 2) mengevaluasi daya propagasi (potensi tumbuh maksimum, keserempakan tumbuh, dan kecepatan tumbuh kecambah); 3) mengevaluasi kemampuan tumbuh, nilai biomassa/daya simpan karbon, dan proporsi biomassa, serta mengembangkan model alometrik; 4) mengevaluasi daya rosot karbon dan pengaruh karakter stomata; 5) menyeleksi jenis pohon asli yang potensial untuk restorasi lahan dan sekuestrasi karbon di lahan bekas tambang; dan 6) menentukan jenis-jenis pohon asli terbaik untuk restorasi lahan sekuestrasi karbon.
Pemilihan jenis pohon dari data koleksi Kebun Raya Bogor didapatkan 16 jenis pohon asli dan 3 jenis kontrol terpilih. Selama proses perkecambahan, dianalisis potensi tumbuh maksimum, keserempakan tumbuh kecambah, dan kecepatan tumbuh kecambah. Selanjutnya dilakukan penanaman masing-masing 10 bibit di demplot Kebun Raya Cibinong. Pemeliharaan dilakukan setahun awal dan selanjutnya dibiarkan tumbuh alami. Pengukuran daya sintas, pertambahan tinggi dan diameter selama di demplot. Pemanenan biomassa (3 sampel tiap jenis dipilih secara acak pada umur 4 dan 8 tahun). Biomassa total (umur 8 tahun) dikonversi sebagai daya simpan karbon. Sementara daya rosot karbon dihitung dengan analisis karbohidrat. Proporsi biomassa dan model alometrik ditentukan setelah semua sampel digabungkan sebagai pohon-pohon asli dataran rendah basah. Rekomendasi jenis prioritas menggunakan analisis hirarki (analytical hierarchy process/AHP) dengan kombinasi untuk menghindari ketidakkonsistenan penilaian, yaitu penilaian pakar untuk bobot kriteria/subkriteria dan perbandingan nilai riil tiap jenis pohon.
Hasil analisis potensi tumbuh maksimum (PTM) terbaik pada Pterospermum javanicum (96,67%), Anisoptera marginata (95,56%), Cananga odorata (93,33%), dan Pometia pinnata (93,33%); keserempakan tumbuh kecambah (KST) pada Pongamia pinnata (77,78%), Cananga odorata (75,56%), dan Pometia pinnata (73,33%); kecepatan tumbuh kecambah (KCT) pada Pterospermum javanicum (8,60%/etmal). Secara umum, tiga jenis dengan daya propagasi terbaik adalah Cananga odorata, Pometia pinnata dan Pongamia pinnata. Setelah pertumbuhan 8 tahun, terdapat 2 jenis pohon yang memiliki daya sintas terbaik, masing-masing 70% pada Terminalia bellirica dan Inocarpus fagifer. Tiga jenis dengan biomassa tertinggi setelah pertumbuhan pada tahun ke-8: Litsea garciae (rata-rata diameter/D = 17,73 cm, rata-rata tinggi/H = 13,24 m, rata-rata biomassa/BM = 123,89 kg/pohon), Terminalia bellirica (D = 17,25 cm, H = 13,87 m, BM = 117,38 kg/pohon), dan Anisoptera marginata (D = 14,96 cm, H = 12,73, BM = 73,60 kg/pohon).
Rasio akar pucuk (root to shoot ratio/RSR) pada fase muda (umur 4 tahun) adalah 0,26, fase awal dewasa (8 tahun) 0,16 dan total 0,17. Model alometrik terpilih (dibentuk dari 90 sampel dan kisaran diameter 0,5 – 20 cm) untuk diterapkan pada pohon-pohon asli dataran rendah tropis adalah: Ln(AGB) = -2,0695 + 0,7198 Ln(D2H) (Adj.R2 = 0,881; Root Mean Square Error/RMSE = 0,604); Ln(BGB) = -3,1991 + 0,6310 Ln(D2H) (Adj.R2 = 0,833; RMSE = 0,645); dan Ln(TB) = -1,7857 + 0,7037 Ln(D2H) (Adj.R2 = 0,881; RMSE = 0,591).
Hasil pengukuran daya rosot CO2 terbaik adalah Terminalia bellirica (130,17 g/jam), Pteospermum javanicum (61,77 g/jam), Litse agarciae (59,78 g/jam), Anisoptera marginata (54,75 g/jam), dan Diospyros frutescens (44,64 g/jam). Hubungan daya rosot CO2 dengan karakter stomata tidak ada korelasi (nilai R2 < 60%, P > 0.05). Sedangkan untuk skala pohon, total jumlah stomata, total luas stomata, dan total luas daun memiliki pengaruh yang signifikan (P<0,005) dan bervariasi terhadap penambahan massa CO2. Pengaruh kuat terhadap massa CO2 terjadi pada variabel kombinasi jumlah total stomata dan total luas daun (R2 = 0,727).
Hasil analisis vegetasi regenerasi alami di lahan bekas tambang nikel di Kolaka, didapatkan 5 jenis pohon asli dengan kemampuan regenerasi alami yang baik dan daya rosot tinggi: Cananga odorata (daya rosot CO2 = 9,91 gr/jam), Terminalia bellirica (5,93 gr/jam), Psychotria calocarpa (5,59 gr/jam), Vitex glabrata (3,49 gr/jam), dan Callicarpa pentandra (2,97 gr/jam), serta 3 jenis tumbuhan pioneer yang terpilih, yaitu: Mallotus paniculatus (0,86 gr/jam), Macaranga peltate (0,54 gr/jam), dan Macaranga hispida (1,15 gr/jam).
Hasil AHP dari penilaian 6 pakar, kriteria kemampuan pertumbuhan memiliki bobot tertinggi (38%), diikuti kemudahan propagasi (32.97%) dan kemampuan sekuestrasi karbon (29.03%) dengan rasio konsistensi sebesar 6.98% (konsisten). Hasil perbandingan antar subkriteria (level 2), semua nilai rasio konsistensi memenuhi persyaratan (<10%). Bobot yang terlihat paling signifikan adalah daya sintas (70.52%) pada kriteria kemampuan pertumbuhan dan daya rosot karbon (87.5%) pada kriteria kemampuan sekuestrasi karbon. Perbandingan antar alternatif yang menggunakan nilai riil hasil perhitungan (bukan persepsi pakar) menghasilkan rasio konsistensi sangat meyakinkan atau mendekati nilai konsistensi mutlak (CR = 0,00). Terdapat 5 jenis pohon yang direkomendasikan untuk restorasi lahan dan sekuestrasi karbon karena memiliki bobot relatif atau nilai eigen vector tertinggi, yaitu: Terminalia bellirica (0,141), Pterospermum javanicum (0,112), Litsea garciae (0,095), Anisoptera marginata (0,095), dan Diospyros frutescens (0,072).
Collections
- DT - Forestry [347]