Show simple item record

dc.contributor.advisorPandji, Chilwan
dc.contributor.advisorSyamsu, Yoharmus
dc.contributor.authorWibisono, Yusup
dc.date.accessioned2024-01-17T02:48:41Z
dc.date.available2024-01-17T02:48:41Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134986
dc.description.abstractLateks merupakan getah yang berupa cairan berwarna putih segar yang disadap dari pohon penghasil lateks terutama Hevea brasiliensis. Lateks mengandung hidrokarbon karet cis 1,4 poliisoprena, karbohidrat, protein, lipida, karetenoid, garam-garam mineral, enzim dan bahan lainnya. Lateks alam memiliki daya rekat yang baik terhadap bahan-bahan seperti kertas, kulit, sepatu, kain kulit dan lain-lain. Karet alam atau Natural Rubber (NR) yang dikenal selama ini memiliki kelemahan seperti mutu yang tidak konsisten dan tidak tahan terhadap panas, oksidasi, dan minyak. Kelemahan itu diakibatkan dalam struktur karet masih mengandung ikatan rangkap yang mudah teroksidasi pada rantai monomer molekulnya serta kandungan bahan non-karet yang cukup besar. Karet siklo merupakan salah satu modifikasi karet yang merubah struktur linier polimer karet menjadi berbentuk siklik. Produk siklisasi karet alam suatu resin yang keras dan rapuh dan masih memiliki keunggulan sifat-sifat karet alam. Perekat dengan basis karet alam mulai banyak dikembangkan. Pada umumnya dibuat dalam bentuk solvent based adhesive dan water based adhesive. Perekat berbasis air memiliki beberapa keunggulan yaitu tidak menimbulkan gangguan kesehatan serta biaya bahan baku yang lebih murah. Bahan baku untuk pembuatan perekat berbasis air adalah lateks pekat dengan penambahan resin. Kesesuaian resin dengan karet pada perekat diketahui melalui sifat viskoelastis dari hasil campurannya. Kesesuaian sistem NR-resin tergantung pada struktur, bobot molekul, dan konsentrasi resin dalam larutan. Lateks yang diberi perlakuan peptiser akan mengalami reaksi permutusan rantai molekul karet sehingga karet akan mempunyai bobot molekul lebih rendah. Rantai Molekul karet yang lebih pendek akan lebih mudah untuk terpenetrasi terhadap substrat bahan yang akan direkatkan. Pada penelitian ini, perlakuan terhadap lateks pekat adalah penggunaan H2O2 (hidrogen peroksida) dan NaOCI (natrium hipoklorit). Kedua bahan ini digunakan untuk memutus rantai polimer karet. Kombinasi konsentrasi H₂O₂ dan NaOCI yang digunakan adalah 1:4, 1:5, 1:6, 1:7, 2:4, 2:5, 2:6, dan 2:7. Setelah dilakukan proses pemeraman pada kondisi ruang selama 2 hari, kombinasi perlakuan lateks tersebut di ujicobakan pada permukaan vinir untuk mengetahui perubahan kekuatan shear strengthnya. Pengujian lain yang dilakukan terhadap kombinasi perlakuan lateks tersebut adalah viskositas mooney, dan viskositas intrinsik. Viskositas intrinsik digunakan untuk mengetahui bobot molekul viskositas dan pengaruhnya terhadap kekuatan daya rekat melalui penambahan resin siklo. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcLatek pekatid
dc.subject.ddcHidrogen peroksidaid
dc.subject.ddcNatrium hipokloritid
dc.titleKajian pengaruh penambahan hidrogen peroksida dan natrium hipoklorit terhadap lateks pekat dan pengatuhnya terhadap daya rekatid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record