Show simple item record

dc.contributor.advisorHartoto, Liesbetini
dc.contributor.advisorSunarti, Titi Candra
dc.contributor.authorWulansari, Irma
dc.date.accessioned2024-01-17T02:21:33Z
dc.date.available2024-01-17T02:21:33Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134973
dc.description.abstractSaat ini kebutuhan gula Indonesia sangat tinggi, yaitu sebesar 3.2 juta ton. Produksi gula Indonesia pada tahun 2004 diperkirakan hanya 1.7 juta ton sehingga untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri perlu mengimpor gula (Sumantyo, 2004). Saat ini peranan gula sebagai pemanis dipasok oleh sukrosa. Sirup glukosa dapat digunakan sebagai subsitusi sukrosa. Indonesia memiliki areal sagu yang cukup luas, yaitu sebesar 51% dari total areal sagu dunia. Pemanfaatan sagu sampai saat ini hanya 10% dari potensi yang ada. Sagu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan sirup glukosa karena memiliki kandungan karbohidrat tinggi, yaitu sebesar 85.9% (Novarianto dan Mahmud, 1989). Sirup glukosa merupakan cairan kental dan jernih dengan komponen utama glukosa, diperoleh dari hidrolisis pati secara kimia atau enzimatik (SNI 01-2978- 1992). Kelebihan menggunakan katalis enzim adalah reaksi hidrolisis beragam, kondisi proses tidak ekstrim, tingkat konversi tinggi, polutan rendah, dan reaksinya spesifik (Judoamidjojo, 1989). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis a-amilase, waktu likuifikasi, dosis dextrozyme dan waktu sakarifikasi terbaik untuk memproduksi sirup glukosa dari pati sagu (Metroxylon sp) serta karakterisasi sirup glukosa yang dihasilkan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial untuk proses likuifikasi maupun sakarifikasi. Pada proses likuifikasi terdapat dua perlakuan yaitu dosis a-amilase dan waktu likuifikasi. Dosis a-amilase menggunakan lima taraf (1.25 U/g, 1.5 U/g, 1.75 U/g, 2.0 U.g, 2.25 U/g.), waktu likuifikasi sebelas taraf yaitu (0, 30, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 300, 360 menit). Sakarifikasi terdiri dari dua perlakuan yaitu dosis dextrozyme dan waktu sakarifikasi. Dosis dextrozyme menggunakan tiga taraf (0.2 U/g. 0.3 U/g, 0.4 U/g), waktu sakarifikasi menggunakan sembilan taraf (0, 12, 24, 36, 48, 60, 72, 84 dan 96 jam). Analisis yang dilakukan adalah analisis proksimat (pati sagu), gula pereduksi, dextrose equivalent (DE), derajat polimerisasi (DP) dan analisis sirup glukosa. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan dosis a-amilase dan waktu likuifikasi secara nyata mempengaruhi variabel gula pereduksi, akan tetapi interaksi antara dosis a-amilase dan waktu likuifikasi tidak berpengaruh nyata. Dosis a-amilase 1,75 U/g dan waktu likuifikasi 210 menit memberikan gula pereduksi terbaik yaitu sebesar 174.62 g/L. Interaksi antara waktu sakarifikasi dan dosis dextrozyme berpengaruh sangat nyata terhadap variabel gula pereduksi. Dosis dextrozyme 0.3 U/g dan waktu sakarifikasi 72 jam memberikan gula pereduksi tertinggi yaitu 364.38 g/L. Karakteristik sirup glukosa yang dihasilkan adalah kadar gula pereduksi 356.40 g/L, DE 98.41%, DP 1.46, 27.6 Brix, warna 2.39 unit PtCo, kadar padatan kering 16.77, pH 7.9, kadar abu 0.17, Pb 0.061 ppm, Zn 0.093 ppm, Cu 0.096 ppm, Fe 0.956, Ca 56.6, Mn 0.946, Mg 5.175 ppm, Na 1.211 ppm, K 392.75 ppm dan rendemen 50.5 %. Sirup glukosa yang dihasilkan telah memenuhi standar SNI 01- 2978-1992.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcSirupid
dc.subject.ddcPati saguid
dc.titleKajian pengaruh dosis x-amilase dan dextrozyme pada pembuatan sirup glukosa dari pati sagu Metroxylon spid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record