Show simple item record

dc.contributor.advisorOktaviani, Rina
dc.contributor.authorRoy, M. Indrajit
dc.date.accessioned2024-01-15T04:58:45Z
dc.date.available2024-01-15T04:58:45Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134692
dc.description.abstractRokok (sigaret) merupakan suatu barang konsumsi yang sudah tidak asing lagi. Rokok telah menjadi konsumsi rutin bagi para perokok, dimana mereka mengkonsumsinya setiap hari. Konsumsi rokok nasional terutama rokok kretek masih memiliki kecenderungan meningkat walaupun telah ada upaya-upaya guna mengendalikan tingkat konsumsinya, seperti yang dilakukan oleh pemerintah dan badan lainnya, seperti WHO dan YKI. Peningkatan atau penurunan konsumsi dapat disebabkan oleh jumlah, frekwensi, dan tujuan mengkonsumsi, yang merupakan pola perilaku konsumsi. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh faktor dari individu seperti keinginan atau kebutuhan, selera akan cita rasa dan dari faktor-faktor luar individu seperti harga, pendapatan, atau pengaruh lainnya. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa data time series dari tahun 1984-2003, yang terdiri dari: 1) harga rokok kretek: 2) harga rokok putih; 3) pendapatan per kapita; 4) jumlah penduduk; 5) tarif cukai; 6) produksi rokok kretek; dan 7) peraturan pemerintah sebagai peubah dummy. Data dalam penelitian ini bersumber dari beberapa instansi pemerintah antara lain Ditjen Bea dan Cukai, GAPPRI dan Biro Pusat Statistik. Dari hasil analisis tersebut terdapat suatu penyimpangan model regresi, yaitu terdapatnya masalah multikolinearitas yang ditunjukkan oleh nilai VIF yang lebih besar dari 10. Hampir semua peubah bebas memiliki hubungan satu sama lainnya, kecuali pada peubah dummy. Hal ini dikarenakan adanya korelasi yang tinggi antara peubah-peubah bebas. Oleh karena itu dilakukan suatu cara untuk mengatasi masalah multikolinearitas tersebut dengan mentransformasi model ke dalam bentuk logaritma natural, dimana cara tersebut merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah multikolinearitas. Masalah multikolinearitas dapat teratasi dengan mengeluarkan tiga peubah bebas, yaitu pendapatan per kapita, jumlah penduduk, dan harga rokok putih. Ketiga peubah bebas tersebut memiliki korelasi yang tinggi atau kuat dengan peubah- peubah bebas lainnya. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcRokok kretekid
dc.titleFaktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi rokok kretek di Indonesiaid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record