Analisis Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Sentinel 2A Di Pesisir Barat, Kabupaten Pandeglang, Banten
Date
2024Author
Huda, Asshobirul
Panjaitan, James Parlindungan
Agus, Syamsul Bahri
Metadata
Show full item recordAbstract
Wilayah pesisir barat Kabupaten Pandeglang mengalami perubahan garis
pantai yang disebabkan oleh faktor parameter hidro-oseanografi maupun aktifitas
manusia. Pengamatan perubahan garis pantai dapat dilihat dengan nyata dan secara
tidak langsung melalui penginderaan jauh. Tujuan penelitian untuk
mengidentifikasi dan memetakan perubahan garis pantai di pesisir barat, Kabupaten
Pandeglang, Banten. Ekstraksi garis pantai citra satelit Sentinel 2A menggunakan
Tasseled Cap dan Perhitungan garis pantai menggunakan metode Digital Shoreline
Analysis system (DSAS) serta pengambilan data lapang menggunakan GCP. Hasil
analisis perubahan garis pantai cenderung lebih dominan mengalami abrasi
dibandingkan dengan akresi. Abrasi terbesar terjadi di Desa Sidamukti sebesar
26.65 meter/tahun dan Akresi terbesar terjadi di Desa Sukajadi sebesar 24.92
m/tahun. Perbandingan kategori perubahan garis pantai dapat menggambarkan
daerah yang rawan terkena gelombang besar sehingga dapat dijadikan sebagai
pengalaman sekaligus pengetahuan untuk masyarakat Kabupaten Pandeglang.
Kajian penelitian perubahan garis pantai penting dilakukan sebagai acuan dalam
pembangunan wilayah pesisir dan pelabuhan, pariwisata, serta budidaya Shoreline changes on the west coast of Pandeglang Regency are caused by
hydro-oceanographic parameters and human activities. These changes can be
observed through remote sensing. The research aims to identify and map these
changes. The shoreline of a Sentinel 2A satellite image was extracted using the
Tasseled Cap method. The shoreline was then calculated using the Digital
Shoreline Analysis System (DSAS) method and field data collected using Ground
Control Points (GCP). The analysis of shoreline changes indicates a dominance of
abrasion over accretion. The most significant abrasion occurred in Sidamukti
Village at a rate of 26.65 metres per year, while the largest accretion occurred in
Sukajadi Village at a rate of 24.92 metres per year. The comparison of categories
of shoreline change can indicate areas that are susceptible to large waves. This
information can be used to provide both experience and knowledge to the people of
Pandeglang Regency. The study of shoreline change is important as a reference for
the development of coastal areas, harbours, tourism, and cultivation
