Show simple item record

dc.contributor.advisorMusa, M. Sjarkani
dc.contributor.advisorJuanda, Bambang
dc.contributor.authorSulistiowati, Ervin
dc.date.accessioned2024-01-08T02:47:53Z
dc.date.available2024-01-08T02:47:53Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134052
dc.description.abstractKalibrasi diperoleh dengan mengukur hubungan antara has ii baca suatu a lat ukur dengan sederetiin konsentrasi suatu larutan. Kalibrasi yang menggunakan larutan baku untuk pendugaannya disebut kalibrasi tak langsung. Dalam kalibrasi. tak langsung konsentrasi larutan baku (sebagai X) dapat ditetapkan dengan ketepatan tinggi, sedangkan hasil baca suatu alat ukur merupakan peubah acak (sebagai Y). Kurva yang terbentuk dari hubungan X dan Y ini dinamakan kurva standar. Hubungan X dan Y diarlalisis menggunakan regresi linear· sederhana. Konsentrasi ,. larutan sampel diduga berdasarkan hasil baca larutan sampel, yang diperoleh dari invers. dan selang kepercayaan invers larutan bakunya. Untuk membandingkan 2 cara analisis yang berbeda digunakan analisis regresi linear sederhana antar hasil bacanya pada konsentr.asi yang sama, yaitu satu sumbu untuk hasil baca cara baru, sedang sumbu lainnya untuk hasil baca cara acuan. Dua cara analisis ini dianggap memberikan hasil yang sama jika garis regresi memiliki titik potong di (0,0), gradien kurva serta koefisien korelasi sama dengan l. Atau jika kedua kurva standar diplot pada satu bidang, maka kedua kurva akan saling berhimpit. Dalam penelitian ini kalibrasi HCN diukur dua kali yaitu : tanpa pengenceran dan diencerkan dua kali. Data yang diketahui dan benar rnasih merupakan massa HCN, sehingga untuk HCN yang diencerkan dua kali hams dicari konsentrasinya terlebih dahulu. Konsentrasi HCN yang diencerkan 2 kali adalah ½ konsentrasi HCN tanpa pengenceran. Dari plot kurva standar HCN tanpa pengenceran dan HCN dengan pengenceran dua kali, yang diplot pada satu bidang ternyata menunjukkan bahwa kedua kurva saling berhimpit. Demikian pula garis regresi antar absorbansnya memiliki titik potong di (0,0) dan gradien garis sama dengan I, serta koefisien korelasi = 0.999. Hal ini menunjukkan bahwa alat ukur yang dipakai, yaitu spektrofotometer dapat mengukur HCN dengan baik, sebab untuk konsentrasi yang sama, baik pada HCN tanpa pengenceran atau yang diencerkan 2 kali memberikan nilai absorbans (penyerapan sinar) yang sama. Dengan demikian kedua kurva tersebut dapat dipakai sebagai kurYa standar, karena model regresi rnasing-masing kurva tersebut juga telah dapat menerangkan keragaman data dengan baik. Namun karena data HCN yang diencerkan 2 kali (15 data) lebih banyak dari data HCN tanpa pengenceran (JO data), maka lebih baik menggunakan kurva standar HCN yang diencerkan dua kali karena dapat memperkecil ragam. Untuk kasus 2 dengan plot data awal tidak linear, transformasi logaritma terhadap X (konsentrasl larutan baku alkohol) dapat rneningkatkan keakuratan model regresi linear sederhana, yang ditunjukkan dengan kenaikan nilai R1 yaitu dari 0.89 menjadi 0.974.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcStatisticsid
dc.subject.ddcMeasurementsid
dc.titleMasalah kalibrasi pengukuran : Kasus kalibrasi kandungan HCN singkong dan kandungan alkohol sofiid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record