Show simple item record

dc.contributor.authorOktarina, Sachnaz Desta
dc.date.accessioned2024-01-05T08:03:08Z
dc.date.available2024-01-05T08:03:08Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/133947
dc.description.abstractSalah satu tujuan pembentukan pemerintahan Negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Namun demikian, terdapat keterbatasan indikator dalam merepresentasikan tingkat kesejahteraan masyarakat, yang selama ini lebih banyak dilihat berdasarkan indikator ekonomi, seperti: pertumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan yang dinilai belum cukup untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan yang sesungguhnya. Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diukur dengan dua cara, yaitu 1) menggunakan standar yang sama (indikator objektif) dan 2) menggunakan standar yang tidak sama (indikator subjektif). Salah satu indikator kesejahteraan yang mengukur capaian berdasarkan standar yang tidak sama untuk masing-masing individu adalah indeks kebahagiaan. Pengukuran indeks kebahagiaan dikenal sebagai pengukuran yang bersifat moneter atau Beyond GDP. Selama beberapa tahun terakhir, semakin diakui bahwa ukuran tingkat kesejahteraan penduduk tidak saja hanya diukur berdasarkan ukuran moneter tersebut, yang hanya untuk menggambarkan kondisi kemakmuran material (welfare atau well-being) saja. Tetapi juga lebih mengarah kepada kondisi kesejahteraan subjektif (subjective well-being) atau kebahagiaan (happiness). ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherDinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok Departemen Statistika - FMIPA Institut Pertanian Bogorid
dc.titleLaporan Akhir Indeks Kebahagiaan Masyarakat Kota Depok Tahun 2023id
dc.typeTechnical Reportid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record