Aklimatisasi pemberian abu batubarra terhadap pertumbuhan tanaman sengon (Parraseranthes falcataria (L.) Nielsen)
View/ Open
Date
1999Author
Lestari, Iing Dwi
Setiadi, Dede
Abidin, Zainal
Metadata
Show full item recordAbstract
Pembakaran batubara menghasilkan uap yang digunakan untuk pembangkit listrik dan residu pembakaran seperti abu batubara yang terdiri dari abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom ash), endapan gas desulfurisasi, dan limbah cair. Produksi limbah abu batubara yang tinggi dapat mencemari lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh abu batubara terhadap tanaman sengon di lapang dan ada tidaknya akumulasi logam berat pada daun sengon.
Konsentrasi (b/b) abu batubara yang digunakan adalah 0% (kontrol), 0.1%, 0.2%, 0.4%, 0.8%, 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, dan 10%. Analisis percobaan menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 21 perlakuan dengan 3 ulangan.
Pemberian abu batubara memberikan respon yang cukup baik pada riap diameter batang, riap tinggi tanaman, dan bobot kering tajuk, terutama pada abu dasar dengan konsentrasi < 2%, sedangkan untuk abu terbang dengan konsentrasi < 1%.
Analisis jaringan pada daun sengon setelah diberikan abu terbang 0.4% mengandung unsur Fe 109.60 ppm, Mn 168.61 ppm, dan Zn 27.03 ppm, sedangkan abu dasar 0.1% mengandung unsur Fe 198.37 ppm, Mn 142.83 ppm, dan Zn 31.74 ppm. Sedangkan untuk Cu tidak terdeteksi.
Berdasarkan analisis tanah dan jaringan daun tanaman sengon, pemberian abu batubara sebagai pupuk pada tanah latosol kurang baik karena dapat menyebabkan terjadinya akumulasi logam berat pada daun sengon, kandungannya berada di atas batas baku mutu kandungan logam berat air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/Men. Kes/Per/IX/1990, sehingga daun tersebut tidak baik digunakan untuk pakan ternak dan pupuk hijau, karena dapat membahayakan kesehatan manusia.
Collections
- UT - Biology [2159]