Show simple item record

dc.contributor.advisorSukarno, Bonny Poernomo Wahyu
dc.contributor.authorHartanto, Mei Suget
dc.date.accessioned2024-01-03T03:30:38Z
dc.date.available2024-01-03T03:30:38Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/133605
dc.description.abstractSampai saat ini masih terdapat berbagai faktor pembatas dalam produksi cabai di Indonesia. Salah satu faktor pembatas utama dalam budidaya cabai adalah penyakit antraknosa pada buah cabai. Colletotrichum capsici (Syd.) Bult. et Bisby adalah salah satu penyebab penyakit antraknosa. Berbagai cara pengendalian yang telah dilakukan untuk mengatasi gangguan penyakit antraknosa pada buah cabai antra lain penggunaan benih sehat, perlakuan benih dengan bahan kimia atau dengan air panas, pergiliran tanaman (selama 2 atau 3 tahun tidak ditanami cabai), penggunaan kultivar resisten dan penggunaan fungisida. Pengembangan teknik pengendalian hayati adalah penggunaan ekstrak kompos. Ekstrak kompos mengandung agen-agen biokontrol, disamping itu juga faktor-faktor kimia yang belum teridentifikasi namun nampak memainkan peranan penting di dalam penekanan terhadap patogen. Penambahan sumber C (karbon) ke dalam ekstrak kompos diharapkan akan memberi asupan nutrisi terhadap mikroflora sehingga akan meningkatkan metabolisme yang dihasilkan mikroorganisme dalam ekstrak kompos dan akan meningkatkan keefektifan ekstrak kompos dalam menekan C.capsici. Percobaan dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, tahun 2003. Dua jenis ekstrak yaitu BOTL dan BOTK ditambah dextrose pada taraf konsentrasi 0% (kontrol), 2,5% dan 5% (w/v). Tahapan percobaan yaitu uji perkecambahan dengan metode tetes gantung, in vitro dengan media PDA, induksi resistensi, aplikasi kuratif dan aplikasi preventif pada buah cabai. Pada uji perkecambahan konidia baik pada jenis tanah BOTK ataupun BOTL menunjukkan keefektifan ekstrak setelah penambahan dextrose pada konsentrasi 0%, 2,5%, dan 5% (w/v) semakin menurun yaitu 59,02%, 27,64% dan -5,58% untuk jenis ekstrak BOTK, 74,33%, 50,60%, -1,02% untuk jenis ekstrak BOTL. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcCabaiid
dc.subject.ddcDextroseid
dc.subject.ddcKomposid
dc.titlePengaruh penambahan dextrose sebagai sumber karbon (C) terhadap keefektifan ekstrak kompos untuk pengendalian Colletotrichum capsici (Syd.) Bult. et Bisby penyebab antraknosa pada cabaiid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record