dc.description.abstract | Model SWAT (Soil and Water Assessment Tool) merupakan salah satu model hidrologi dan erosi tanah yang saat ini telah banyak digunakan di Indonesia (terutama dalam skala penelitian) untuk memprediksi aliran permukaan dan erosi tanah. Model ini dikembangkan oleh USDA Agricultural Research Servive (ARS) yang ditujukan untuk mengidentifikasi dampak penggunaan dan pengelolaan lahan terhadap aliran permukaan, erosi tanah dan hasil sedimen serta produksi bahan kimia dari lahan pertanian pada skala DAS (Daerah Aliran Sungai) dengan berbagai jenis tanah, penggunaan dan pengelolaan lahan, serta berbagai kondisi pertumbuhan tanaman.
Model SWAT merupakan model kontinyu yang dapat mensimulasikan variasi kondidi biofisik lahan termasuk curah hujan dalam jangka panjang yang berbeda dengan model berbasis kejadian hujan seperti ANSWERS (Areal Nonpoint Source Watershed Environment Response Simulation) dan HEC-GeoHMS (Hydrology Engineering Center-Geo Hydrology Modeling System). Model SWAT dapat digunakan untuk memprediksi debit aliran sungai berbasis hari hujan (harian), bulanan atau tahunan. Untuk membangkitkan data debit aliran sungai harian konsekuensinya data iklim (hujan, temperatur udara maksimum/ minimum, kelembaban udara, radiasi matahari dan kecepatan angin) diinput kedalam model SWAT dalam bentuk data harian. Data iklim harian di Indonesia ketersdiaannya masih sangat terbatas (hanya diproduksi oleh stasiun iklim tipe 1) dan untuk mendapatkannya perlu biaya yang sangat mahal, sehingga menyebabkan penggunaan model SWAT di Indonesia belum banyak kemajuan dalam skala yang lebih luas. Namun demikian model SWAT ini mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam memprediksi debit aliran sungai dan hasil sedimen sehingga penggunaan model ini akan sangat membantu dalam proses pengambilan kebijakan perencanaan penggunaan lahan dan pengelolaan DAS di Indonesia. ... | id |