Analisis keragaman perbanyakan stek nenas(Ananas comosus (L.) Merrill) Varietas queen
Abstract
Perbanyakan pada nenas umumnya melalui tiga materi utama
perbanyakan, yaitu tunas ketiak daun (suckers), tunas batang (slips) yang tumbuh
di bawah buah, dan mahkota (crowns) (Hartmann & Kester, 1959). Metode
perbanyakan ini memiliki keterbatasan dalam jumlah dan keseragaman ukuran
materi tanam yang dihasilkan, terutama pada crowns, jarang digunakan untuk penanaman secara-besar-besaran di perkebunan besar dikarenakan ukurannya tidak seragam (Wee & Thongtham, 1997). Penelitian ini mencoba menginduksi tunas dorman dengan perlakuan pembelahan dan pemberian zat pengatur gatur tumbuh (BAP) dalam kondisi rumah kaca. Kendati diperbanyak dari organ vegetatif, tidak menutup kemungkinan
terjadinya perbedaan keragaan pada tanaman yang berasal dari satu klon tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelahan batang dan perendaman batang dengan zat pengatur tumbuh (BAP) terhadap keberhasilan perbanyakan stek pada nenas dan terhadap keragaman fenotipik pada populasi hasil perbanyakan, serta pengaruh interaksi antara perlakuan pembelahan batang dan perendaman batang dengan zat pengatur tumbuh (BAP) terhadap keberhasilan perbanyakan stek dan keragaman fenotipik pada populasi hasil perbanyakan.
Percobaan dilaksanakan di rumah kaca Pusat Kajian Buah-buahan Tropika, Baranangsiang, Bogor, berlangsung dari Desember 2002 sampai Oktober 2003. Bahan perbanyakan yang diujicobakan yaitu batang Nenas Bogor asal Desa Tajur Halang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak tiga faktor dengan tiga unit ulangan. Faktor pertama, pembelahan eksplan menjadi dua (C1) dan empat (C2) bagian. Faktor kedua, tanpa perendaman dengan BAP (S1) dan perendaman dengan BAP 4 mg/l (S2). Faktor ketiga, pembelahan batang membujur menjadi batang ujung (P1), batang tengah (P2), dan batang pangkal (P3).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan pembelahan batang, perendaman batang dengan zat pengatur tumbuh (BAP), dan bagian batang terhadap keberhasilan perbanyakan stek dan keragaman fenotipik pada populasi hasil perbanyakan. Eksplan batang yang dibelah dua lebih banyak menghasilkan materi tanam dengan ukuran bibit yang lebih baik dibandingkan eksplan batang yang dibelah empat. Perendaman eksplan dengan BAP 4 mg/l mempercepat pemecahan dormansi tunas dorman serta jumlah tanaman yang diperoleh lebih banyak dibandingkan eksplan tanpa perendaman dengan BAP 4 mg/l. Penggunaan batang bagian ujung memberikan hasil yang lebih baik dalam hal kecepatan pecahnya dormansi tunas, jumlah bibit yang diperoleh dan ukuran bibit.