JURNALISME WARGA SEBAGAI JURNALISME PARTISIPATIF
Abstract
Jurnalisme warga yang sudah dikenal luas saat ini, sebenarnya tidak sepenuhnya merupakan fenomena baru, karena benih-benihnya sudah muncul di massa kejayaan media massa, khususnya media massa cetak surat kabar dan majalah. Potensi dan benih-benih jurnalisme warga sesungguhnya bisa dilacak di
era surat kabar. Contoh yang sangat menonjol adalah tersedianya kolom khusus bagi pembaca untuk menulis “Surat Pembaca.” Beberapa surat kabar sampai saat ini secara konsisten menyediakan kolom ini, seperti yang dilakukan harian. Kompas. Ada juga surat kabar yang menyediakan halaman khusus dengan rubrik “Pembaca Menulis” seperti yang dilakukan harian “Radar Bogor.” Surat pembaca memiliki peran penting dalam konteks jurnalisme warga dan era media massa konvensional. Meskipun sangat terbatas tempatnya, karena surat kabar komunikasinya cenderung satu arah, namun surat pembaca berfungsi
sebagai sarana umpan balik dan kritik bagi warga terhadap pemberitaan media. Sayangnya ruang ini umumnya hanya dimanfaatkan oleh kalangan terdidik di perkotaan, karena menuntut kemampuan menulis dan sudah memiliki daya berpikir kritis untuk memberikan umpan balik langsung terhadap berita dan artikel yang dimuat di surat kabar termasuk memberikan kritik konstruktif terhadap kekeliruan yang kadang dibuat surat kabar. Fungsi kedua, surat pembaca sebagai sarana kontrol kekuasaan. Pembaca melalui surat pembacanya berfungsi sebagai penjaga demokrasi dengan
mengawasi kekuasaan dan pemerintah, terutama memberikan kritik yang membangun terhadap kebijakan baru yang menyangkut hajat publik. Termasuk terhadap isu-isu pelayanan publik yang meresahkan namun kurang ditanggapi oleh pemerintah. Masih ada beberapa fungsi lain yang tidak kalah strategisnya, namun uraian ini hanya sebatas bertujuan untuk menegaskan bahwa jurnalisme warga sesungguhnya sudah berakar lama dalam tradisi jurnalisme profesional meskipun sangat terbatas. Misalnya untuk memberikan pandangan, kritik, dan saran atau solusi terhadap persoalan yang muncul di publik, pembaca bisa mengisi kolom artikel/opini dengan membuat tulisan yang lebih sistematik, logis, bahkan terkesan ilmiah dengan bahasa yang lebih populer. Contoh terkait hal ini pernah dilakukan penulis sendiri, sejak pertengahan 1980an sampai munculnya era internet dan media sosial pertengahan 2000an.