Show simple item record

dc.contributor.advisorSugiarto, Yon
dc.contributor.advisorPutuhena, William M
dc.contributor.authorGinting, Segel
dc.date.accessioned2023-12-20T02:24:10Z
dc.date.available2023-12-20T02:24:10Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/133073
dc.description.abstractBanjir menurut pengertiannya dapat diartikan bermacam-macam, seperti luapan air yang mengalir di atas lahan yang biasanya tidak digenangi air, tetapi pada prinsipnya banjir merupakan aliran air sungai yang besar. Banjir merupakan suatu bencana yang menyebabkan kerugian dan kerusakan di segala bidang. Untuk itu informasi tentang debit kejadian banjir sangat diperlukan sekali. Pendugaan debit banjir yang dilakukan berdasarkan data curah hujan dan karakteristik Daerah Aliran Sunggai dengan mengunakan software HEC-1(Hydrologic Engeneering Center-1) terdiri dari tiga model yaitu: Model Hidrograf Satuan Clark, Model Hidrograf Satuan Snyder, dan Model Hidrograf Satuan SCS Dimensionless. Pengunaan software HEC-1 yang terdiri dari tiga model tersebut terlebih dahulu dikalibrasi agar dapat digunakan. Kalibrasi yang dilakukan pada ketiga model berdasarkan coba-coba (trial and error) yaitu dengan cara mengubah-ubah nilai parameter koefisien kekasaran Manning's dan koefisien puncak untuk menyesuaikan hasil hitungan dengan pengamatan lapang. Dari hasil kalibrasi yang dilakukan diperoleh nilai koefisien kekasaran Manning's sebesar 0,095 dan koefisien puncak berkisar antara 0,53 sampai 0,60 dengan rata-rata 0,57. Untuk mengetahui model sesuai atau tidak, maka dilakukan pengujian (verifikasi). Verifikasi dari ketiga model dengan 'parameter hasil kalibrasi, menunjukkan bahwa Model Hidrograf Satuan Clark lebih sesuai dengan pengamatan di lapang bila dibandingkan dengan Model Hidrograf Satuan Snyder dan Model Hidrograf Satuan SCS Dimensionless. Penyimpangan rata-rata debit puncak yang terjadi pada Model Hidrograf Satuan Clark sebesar 18,83 %, selanjutnya Model Hidrograf Satuan Snyder menunjukkan penyimpangan sebesar 20.92%, dan yang terakhir adalah Model Hidrograf Satuan SCS Dimensionless, yang menunjukkan penyimpangan sebesar 37,65 %. Ketiga model tersebut menunjukkan penyimpangan yang tidak terlalu besar dalam menduga debit puncak banjir. Sementara, waktu menuju debit puncak banjir tidak terlalu berbeda dengan pengamatan yaitu antara 1-2 jam lebih cepat atau terlambat antara hasil hitungan dengan pengamatan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcGeophysicsid
dc.subject.ddcrainfall intensityid
dc.titlePendugaan debit banjir berdasarkan curah hujan di Subdas Cilutung - Cimanuk Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record