Show simple item record

dc.contributor.advisorSiregar, Vincentius P
dc.contributor.advisorAgus, Syamsul Bahri
dc.contributor.authorPutri, Delila Utary Yudiva
dc.date.accessioned2023-11-20T08:47:44Z
dc.date.available2023-11-20T08:47:44Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132488
dc.description.abstractLamun merupakan salah satu komponen utama penyusun ekosistem perairan laut dangkal. Tumbuhan lamun memiliki fungsi secara ekologis dan ekonomis diantaranya sebagai sumber utama produktivitas primer di laut dan bahan baku obat-obatan. Penyusutan areal padang lamun terjadi karena adanya aktivitas manusia di wilayah pesisir dan ancaman dari alam. Penelitian ini bertujuan memetakan dan mengetahui perubahan luasan lamun tahun 2017 dan 2022 menggunakan citra Sentinel-2A di Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. Penelitian ini melalui beberapa tahapan seperti pengambilan data lapang, pra-pengolahan citra, koreksi kolom perairan, klasifikasi citra, dan deteksi perubahan luasan lamun. Klasifikasi lamun di Pulau Lancang terbagi menjadi tiga kelas yaitu lamun padat, lamun sedang, dan non lamun. Klasifikasi dengan metode maximum likelihood menghasilkan luas area lamun tahun 2017 sebesar 78.43 ha dan tahun 2022 sebesar 72.43 ha. Perubahan luasan lamun yang terjadi dari lamun menjadi non lamun adalah sebesar 26.78 ha. Sementara perubahan luasan dari non lamun menjadi lamun sebesar 20.78 ha.id
dc.description.abstractSeagrass is a crucial component of shallow marine ecosystems. These plants have ecological and economic functions, being the primary source of productivity in the sea and providing raw materials for medicine. Unfortunately, human activities in coastal areas and threats from nature cause the shrinkage of seagrass beds. The goal of this study is to map and analyze changes in the seagrass area on Lancang Island, Kepulauan Seribu, using Sentinel-2A imagery from 2017 and 2022. The research involved several stages, including field data collection, image pre processing, water column correction, image classification, and detection of changes in the seagrass area. The classification of seagrass on Lancang Island were divided into three classes, namely dense seagrass, medium seagrass, and non-seagrass. The maximum likelihood method was used for classification, resulting in an area of 78.43 ha for seagrass in 2017 and 72.43 ha in 2022. The detection of seagrass to non-seagrass area change resulted in a net loss of 26.78 ha. On the other hand, the change from non-seagrass to seagrass area was 20.78 ha.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePemetaan Perubahan Luasan Padang Lamun Menggunakan Citra Satelit Sentinel-2A di Pulau Lancangid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordLancang Islandid
dc.subject.keywordsentinel-2id
dc.subject.keywordseagrassid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record