dc.description.abstract | Budidaya udang secara intensif dengan padat tebar tinggi ( 30 ekor/m²) menuntut jumlah pakan yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pe1iumbuhan udang diutamakan berasal dari pakan buatan. Sedangkan pakan yang diberikan sebagian terkonsumsi dan sebagian lagi tidak terkonsumsi. Pakan yang tidak dikonsumsi akan terbuang ke lingkungan dan dapat mempengaruhi kondisi lingkungan. Sejalan dengan peningkatan bobot udang maka sisa-sisa pakan pun kemungkinan akan semakin banyak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengctahui pengaruh pemberian pakan terhadap akumulasi bahan
organik, dan untuk mengetahui apakah akumulasi bahan organik yang terjadi akan berpengaruh terhadap pertumbuhan, kelangsungan hidup serta sebaran udang.
Penelitian ini merupakan penelitian post facto terhadap sistem budidaya udang secara intensif di PP TIR Karawang dari bulan Mei sampai dengan Agustus 1997.
Unit percobaan yang diambil sebanyak 6 petak tambak yaitu P1, P2, P3, P4, P₅, dan P6 dengan luas
efektif 4000 m2.
Pengukuran semua parameter dilakukan setelah udang berumur 40 hari.· Pengukuran kualitas air
dilakukan setiap 20 hari, sedangkan parameter tanah dan biota setiap 10 hari. Parameter yang
diukur adalah NH3, H2S, DO, suhu, pH air, kecerahan, salinitas, TOM air, nitrit, alkalinitas, TOM
taruih, pH tanah, potensi redoks tanah dan jumlah sel1a bobot udang. Analisis keragaman digunakan untuk mengetahui waktu dan tempat terjadinya akumulasi bahan organik dan penyebaran udang. Analisa deskriptif digunakan untuk menjelaskan keterkaitan antar parameter.
Banyaknya pakan yang sudah diberikan sampai dengan umur 90 hari rata-rata sebesar 2265,67 kg.
Peningkatan jumlah pakan yang diberikan tidak selamanya menyebabkan peningkatan konsentrasi TOM (bahan organik total) tanah. Konsentrasi TOM rata-rata mulai meningkat setelah 70 hari dari
1,286% sampai 1,735%. Fluktuasi TOM dapat disebabkan oleh penyiponan terhadap lumpur dasar yang mulai dilakukan pada umur 40 hari sampai dengan 80 hari. | id |