Strategi pemasaran lokal teh walini di industri hilir teh (IHT) Cibiru, PT. Perkebunan Nusantara VIII, Bandung, Jawa Barat
Abstract
PT. Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) merupakan perusahaan perkebunan negara yang memiliki wilayah operasi di Jawa Barat dan merupakan produsen teh terbesar di Indonesia. PTPN VIII telah memproduksi teh sejak tahun 1896 dan memiliki areal perkebunan teh seluas ± 25 000 Ha dengan tingkat produksi ± 60 000 ton setahun. Dalam kegiatannya, PTPN VIII mempunyai beberapa unit usaha yang salah satunya adalah Industri Hilir Teh (IHT). IHT berlokasi di Cibiru yang berfungsi sebagai pabrikan dalam pengepakan produk-produk teh yang dijual dalam kemasan lokal. Berdasarkan data penjualan dalam negeri Teh Walini di IHT Cibiru, PTPN VIII maka perusahaan berusaha meningkatkan pemasaran lokal guna memperluas pangsa pasar dalam negeri. Perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan teh lainnya agar tetap exist di pasar domestik.
Penelitian ini memiliki tiga tujuan utama. Pertama, menganalisis strategi segmenting, targeting dan positioning dari produk Teh Walini di IHT Cibiru, PTPN VIII. Kedua, mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal yang menjadi kekuatan-kelemahan dan peluang-ancaman bagi IHT Cibiru PTPN VIII dalam kegiatan pemasaran lokal Teh Walini. Terakhir, menentukan strategi yang tepat untuk meningkatkan pemasaran lokal Teh Walini dalam mencapai tujuan perusahaan. Penelitian ini dibatasi dan difokuskan pada masalah pemasaran lokal produk Teh Walini yang merupakan produk dari IHT Cibiru PTPN VIII. Hasil penelitian merupakan suatu evaluasi yang kemudian untuk penerapannya diserahkan sepenuhnya kepada pihak perusahaan.
Penelitian ini dilaksanakan di IHT Cibiru, PTPN VIII selama enam bulan, yaitu dari bulan Juni sampai dengan bulan Desember 2009. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengisian kuesioner untuk data primer diberikan kepada responden yang dipilih secara sengaja (purposive sampling) dengan mempertimbangkan responden yang memiliki kontribusi besar dalam perumusan dan pelaksanaan strategi pemasaran di perusahaan. Adapun responden yang terlibat dalam proses penentuan prioritas dan pembobotan strategi pada matriks QSPM adalah Wakil Manajer Pemasaran. Metode analisis pada penelitian ini menggunakan beberapa tahap, yaitu tahap pemasukan (input stage) dengan matriks internal factor evaluation (IFE) dan external factor evaluation (EFE), tahap pencocokan (matching stage) dengan matriks IE (Internal-Eksternal) dan matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threats), dan tahap keputusan (decission stage) dengan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). ...
Collections
- UT - Agribusiness [4649]