Show simple item record

dc.contributor.advisorAngka, Sri Lestari
dc.contributor.advisorSuwanto, Antonius
dc.contributor.authorPrajasantosa, Budiman
dc.date.accessioned2023-11-10T03:14:47Z
dc.date.available2023-11-10T03:14:47Z
dc.date.issued1998
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131557
dc.description.abstractLimbah udang merupakan hasil samping industri pembekuan udang. Biasanya limbah ini berupa kepala, ekor, jengger dan kulit. Di dalam limbah ini, terutama bagian kepala masih mengandung zat-zat gizi. Sejalan dengan perkembangan bioteknologi, maka limbah ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber enzim protease. Enzim protease merupakan enzim komersial yang terbesar penggunaannya dalam bidang industri, antara lain untuk pembuatan roti, bir, menggumpalkan keju, dan membantu pemecahan kotoran pada deterjen (Suhartono, 1989). Penelitian ini dilakukan untuk melihat kemungkinan pemanfaatan limbah udang windu (P. monodon) sebagai sumber enzim protease serta mempelajari karakter atau sifat-sifat enzim yang dihasilkan. lsolasi enzim protease dari limbah udang windu ini menggunakan metode Sukarno, et al. (1995), yaitu dengan menggunakan pelarut organik seperti aseton, etil asetat, dan dietil eter. Proses selanjutnya, yakni untuk mendapatkan ekstrak enzim kasar (crude enzyme), hasil ekstraksi dengan pelarut organik tersebut setelah seluruh komponen pelarut organik menguap, diperlakukan dengan proses pengeringan-beku (freeze-drying). Enzim kasar yang diperoleh berbentuk kering, dengan rendemen 16,62% dari berat jeroan udang dan kandungan protein sebanyak 32,46%.   Udang windu (Penaeus monodon Fab.) merupakan salah satu jenis udang yang banyak dibudidayakan dan mempunyai nilai ekonomis penting. Sistem budidaya intensif yang digunakan membutuhkan pakan buatan dengan jumlah besar, dan ini menimbulkan masalah bagi lingkungan budidaya. Akumulasi limbah dari sisa-sisa pakan dan feses udang dapat menyebabkan kandungan H₂S dan amonia dalam air meningkat sehingga mengganggu kesehatan udang. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan biokondisioner. Biokondisioner adalah mikroorganisme tertentu yang mempunyai aktivitas yang dapat menekan atau mendegradasi substrat pengganggu bagi organisrne budidaya. Mikroorganisme yang dipakai untuk biokondisioner dalarn penelitian ini adalah bakteri fotosintetik anoksigenik yang memiliki kemarnpuan untuk memanfaatkan H₂S di perairan untuk proses fotosintesisnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan rnenguji lama waktu kebugaran beberapa jenis isolat BFA sebagai biokondisioner dalam lingkungan tarnbak udang secara simulasi dan pengaruhnya terhadap kualitas air tambak. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 1997 sampai bulan Juli 1997, bertempat di Laboratoriurn Mikrobiologi dan Biokimia, PAU, !PB dan di rumah kaca Fakultas Perikanan, !PB. Isolat bakteri fotosintetik anoksigenik yang digunakan adalah isolat MW₄, SKXw dan UP₂₁ yang merupakan koleksi Laboratoriurn Mikrobiologi dan Biokimia, PAU, !PB. Uji yang dilakukan adalah uji kebugaran dari ketiga isolat bakteri tersebut dalam akuariurn simulasi tambak. Selain itu juga dilakukan pengukuran parameter-parameter kualitas air seperti pH, DO, suhu dan salinitas yang diukur setiap hari selama rnasa penelitian (8 hari). sedangkan pengukuran parameter kualitas air lainnya seperti amonia, nitrit dan l-1₂S dilakukan pada awal penelitian (hari ke-0), pertengahan penelitian (hari ke-4) dan akhir penel itian (hari ke-8 ).id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAquacultureid
dc.titleAnalisis kebugaran bakteri fotosintetik anoksigenik dan pengaruhnya sebagai biokondisioner dalam lingkungan tambak udang secara simulasiid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record