Show simple item record

dc.contributor.advisorNurisyah, Siti
dc.contributor.advisorPramukanto, Qodarian
dc.contributor.authorKamili, Marisa S.
dc.date.accessioned2023-11-09T07:27:07Z
dc.date.available2023-11-09T07:27:07Z
dc.date.issued1997
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131474
dc.description.abstractIndonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di garis Khatulistiwa, memiliki banyak altematif kawasan dengan karakteristik alam yang beragam. Hal ini merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata alam. Aktifitas wisata merupakan alternatif aktifitas yang dipilih seseorang untuk mendapatkan kesenangan dan menghindari kejenuhan, salah satunya adalah aktifitas wisata alam. Kawasan Wisata Alam Ngarai Sianok (KWANS), Bukittinggi merupakan salah satu kawasan wisata alam yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Nilai visual yang ditampilkan panorama alam sekitar berupa ngarai bertebing curam dengan ketinggian kurang lebih 150 meter sebagai hasil proses pergerakan alam pada masa lalu, vegetasi hutan hujan tropis sebagai penutup lahan dan sungai yang mengalir di dasar ngarai, merupakan faktor utama yang diandalkan sebagai daya tarik bagi wisatawan. Perencanaan lansekap KWANS perlu dilakukan mengingat KWANS merupakan obyek wisata alam andalan pemerintah setempat dan memiliki nilai visual yang dapat dieksploitasi tetapi kondisi lansekapnya termasuk labil, rawan bahaya lansekap seperti erosi dan tanah runtuh. Kerusakan ini tidak hanya menurunkan nilai visa tetapi juga kondisi sumberdaya alam kawasan tersebut. Studi perencanaan ini bertujuan untuk membuat suatu rencana induk lansekap Kawasan Wisata Alam Ngarai Sianok Bukittinggi, Sumatera Barat. Metoda perencanaan yang dipakai merupakan pengembangan/modifikasi dari metoda perencanaan kawasan rekreasi Gold (1980) dengan pendekatan sumber daya. Pada tahap analisis, dilakukan analisis tingkat kepekaan tapak terhadap bahaya lansekap berdasarkan pendekatan metoda Fabos (1979) dan analisis nilai visual kawasan dengan menggunakan sistem penilaian visual USDI BLM (Itami, dalam Deadren dan Saddler .1986). Kondisi lansekap Ngarai Sianok dan sekitarnya yang termasuk labil merupakan kendala dan tanda bahaya yang menjadi faktor pembatas bagi pengembangan kawasan tersebut. Hasil analisis dan sintesis biofisik tapak KWANS membagi kawasan studi berdasarkan tingkat kepekaannya yaitu peka dan sedang-tidak peka. Kawasan peka bahaya lansekap adalah kawasan alami ngarai yang memiliki kemiringan lahan >40%, dengan tebing-tebing curam bersudut 70° 90°. Kawasan ini selanjutnya dijadikan sebagai obyek visual wisata alam Ngarai Sianok dan tidak ditempatkan aktifitas/fasilitas di dalamnya. Kawasan sedang-tidak peka terhadap bahaya lansekap adalah kawasan yang berbatasan dengan kawasan alami. Kemiringan lahannya relatif datar/landai dan agak bergelombang, sehingga scara garis besar dengan kondisi tanah dan batuan yang kurang stabil, kondisi lahannya dapat dikembangkan untuk berbagai macam penggunaan. Selanjutnya kawasan sedang-tidak peka secara biofisik ini, dianalisis kembali bersama dengan aspek sosial-ekonomi kawasan untuk menentukan alternatif kawasan baru yang dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata alam selain yang sudah ada...id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgronomy - Landscapeid
dc.titleRencana induk lansekap kawasan wisata alam Ngarai Sianok Bukittinggi, Sumatera Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordRencana indukid
dc.subject.keywordkawasan wisata alamid
dc.subject.keywordkawasan wisataid
dc.subject.keywordwisata alamid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record