Show simple item record

dc.contributor.advisorAgus, Syamsul Bahri
dc.contributor.advisorSiregar, Vincentius P.
dc.contributor.authorKsatrya, Synthesa Prima Yoga
dc.date.accessioned2023-11-09T02:44:26Z
dc.date.available2023-11-09T02:44:26Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131327
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk memetakan land use di daerah pesisir Labuan dan kedalaman perairan di bagian barat daerah Labuan, Pandeglang Banten. Pengambilan data lapang ini dilakukan pada Agustus 2007. Data – data yang diambil yaitu berupa data verifikasi titik sampel serta data kedalaman perairan. Citra yang digunakan dalam penelitian ini yaitu citra satelit FORMOSAT 2 daerah Labuan yang diakuisisi pada tangggal 9 Agustus 2007. Pada daerah Labuan terdapat 10 kelas hasil klasifikasi yang diperoleh dengan mengacu pada verifikasi hasil lapang dan Peta Lingkungan Pantai Indonesia daerah Labuan skala 1 : 50000. Kelas – kelas yang dihasilkan adalah : terumbu karang, lamun, mangrove, hutan, sawah, kebun, ladang, tegalan, semak dan pemukiman. Kelas yang memiliki luasan terbesar adalah kelas hutan dengan luas 4997,6480 Ha sedangkan yang memiliki luasan terkecil adalah kelas semak dengan luas 47,0550 Ha. Untuk pengujian tingkat akurasi citra dilakukan dengan metode confusion matrix. Metode yang digunakan untuk memetakan kedalaman perairan adalah metode Nearest Neighbor Interpolation. Titik – titik yang digunakan dalam proses interpolasi berasal dari data lapang dan dijitasi kontur bathymetri Peta LPI Labuan. Dengan menggunakan metode Equal Interval Method dihasilkan 14 kelas kedalaman dengan selang 5 m. Hasil dari confusion matrix menunjukkan kelas terumbu karang, lamun, mangrove, dan hutan memiliki nilai persentasi producer’s accuracy dan user’s accuracy yang sama. Kelas kebun, semak dan tegalan memiliki nilai producer’s accuracy yang lebih besar dari nilai user’s accuracy. Kelas sawah dan ladang memiliki nilai producer’s accuracy yang lebih kecil dari user’s accuracy. Perbedaan nilai persentase antara producer’s accuracy dan user’s accuracy disebabkan oleh terjadinya spectral confusion di antara kelas – kelas land use. Spectral confusion ini terjadi ketika dua atau lebih kelas land use memiliki karakteristik spektral yang mirip. Hasil klasifikasi menunjukkan nilai overall accuracy sebesar 80,45 persen yang dinilai cukup baik sedangkan koefisien Kappa yang diperoleh menunjukkan nilai 0,78 yang dimasukkan ke dalam kategori penting atau substansial. Kedalaman perairan Labuan berkisar antara 0 – 70 m yang tersebar dari pesisir Labuan hingga menuju Selat Sunda. Kedalaman perairan meningkat seiring dengan bertambahnya jarak dari garis pantai. Pada daerah Tanjung Lesung kedalaman perairannya berkisar antara 0 – 10 m sedangkan pada Pulau Luwungan dikelilingi oleh perairan yang memiliki kedalaman 5 – 15 m. Pulau Popole yang terletak di utara pesisir Labuan mempunyai kedalaman perairan dengan kisaran 0 – 10 m. Kedalaman perairan meningkat ke arah Selat Sunda hingga mencapai 70 m..id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcMarine Science Technologyid
dc.subject.ddcCoastal Mappingid
dc.titlePemetaan kawasan laut dan pesisir labuan Banten dengan menggunakan citra satelit resolusi tinggi formosat 2id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordBogor Agricultural Universityid
dc.subject.keywordInstitut Pertanian Bogorid
dc.subject.keywordIPBid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record